Generasi Sandwich, Dilema Sosial Antara Kewajiban dan Kebutuhan

Generasi Sandwich, Dilema Sosial Antara Kewajiban dan Kebutuhan. -- Pernahkan anda mendengar mengenai Sandwich Generation? Dikemukakan oleh salah satu Profesor dari Universitas Kentucky, Lengxinton, USA bernama Dorothy A. Miller, generasi sandwich merupakan istilah yang diberikan kepada orang dewasa yang berada pada kondisi menanggung biaya ekonomi orang tua serta tanggung jawab ekonomi terhadap anakknya.

Kondisi ini biasannya terjadi pada generasi berusia 27 sampai dengan 45 tahun, usia produktif dimana penghasilan yang dimiliki digunakan untuk membantu mencukupi kebutuhan orang tua yang telah pensiun serta kebutuhan anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Namun, meskipun telah memiliki penghasilan tetap, tanggung jawab di kedua sisi ini menyebabkan munculnya tekanan psikologis bagi generasi ini.


Berada pada posisi terjepit, keadaan ini memunculkan konflik batin dan juga dapat menggangu kondisi rumah tangga. Anak memang berkewajiban untuk menanggung biaya hidup orang tua saat mereka sudah tidak mampu bekerja lagi, disisi lain ia memiliki keinginan untuk menyejahterakan anak dan istrinya. Karena itu agar kondisi keuangan dapat kembali normal, ada beberapa strategi yang membuat kita lepas dari kondisi menjadi generasi sandwich.

1. Menghitung kembali
Saat anda telah memiliki pendapatan yang pasti, anda dapat membuat anggaran bulanan sehingga dapat memisahkan antara biaya konsumsi rumah tangga, cicilan, biaya investasi serta biaya untuk diberikan kepada orang tua. Setelah mendapatkan angka pasti, anda dapat menimbang jumlah dana yang dialokasikan ke setiap bagian. Apakah ada yang perlu ditambah atau dikurangi.

2. Komunikasi secara terbuka
Permasalahan keuangan adalah hal yang sangat beresiko tinggi. Jika keuangan anda ternyata melibatkan banyak orang tentu saja hal ini harus dibicarakan secara terbuka kepada berbagai pihak yang terlibat. Pertama, setelah anggaran selesai dibuat, komunikasikan alokasi dana yang akan anda keluarkan bersama pasangan anda.

Karena pasangan anda adalah patner anda yang memiliki hak untuk mengetahui jumlah dan yang anda miliki serta akan dihabiskan untuk keperluan apa saja. Setelah menemukan angka yang disepakati, selanjutnya sampaikan kepada kedua orang tua anda berapa dana yang dapat anda berikan kepadannya. Sampaikan pula alasan mengapa anda hanya mampu memberikan dana sejumlah itu agar tidak terjadi kesalahpahaman.

3. Mencari Penghasilan Tambahan
Meski sudah dihitung secara seksama, namun rencana dapat bergeser mengikuti keadaan yang ada. Untuk mengantisipasi hal tersebut, alternatif mencari penghasilan tambahan rasannya merupakan solusi yang baik. Berjualan online, mengembangkan usaha diluar pekerjaan inti paling tidak dapat menambah pendapatan yang bisa dijadikan dana tak terduga.

4. Mengembangkan Aset
Jika memungkinkan anda dapat tinggal menjadi satu dengan orang tua, hal ini merupakan solusi untuk memangkas kebutuhan rumah tangga.  Kemudian salah satu rumah yang tidak ditempati dapat disewakan sehingga menambah pemasukan tetap setiap bulannya. Selain itu, membeli asuransi untuk orang tua anda juga merupakan langkah yang tepat, hal ini mampu mengatisipasi jika orang tua anda sakit dan harus berobat. Sehingga anda tidak perlu mengurangi tabungan anda karena biaya rumah sakit akan dibayarkan oleh asuransi kesehatan.

5. Sharing dengan Saudara
Jika anda bukanlah anak satu – satunya dan memiliki saudara yang telah bekerja, ada baiknya membagi kewajiban bersama. Bicarakan ini secara terbuka komposisi dana yang masing – masing dapat disetorkan. Setelah memperoleh kesepakatan, sampaikan hal ini kepada orang tua anda agar mereka juga mengerti dan dapat memanfaatkan dana itu sebaik – baikknya.

Tidak dapat dipungkiri, sebagai seorang anak memiliki kewajiban untuk menyokong kehidupan orang tua jika mampu. Namun, anda juga harus mampu memprioritaskan kebutuhan keluarga anda sendiri. Karena itu, sebelum anda memutuskan untuk menikah ada baiknya anda  telah mempersiapkan dana pensiun bagi orang tua anda dan juga diri sendiri. Hal ini merupakan upaya untuk memutuskan mata rantai generasi sandwich yang membuat para generasi muda mengalami dilemma antara kewajiban dan juga kebutuhan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Generasi Sandwich, Dilema Sosial Antara Kewajiban dan Kebutuhan"

Post a Comment