Sebelum Menikah, Tak Hanya Siap Melupakan Mantan Tapi Juga Siap Jujur Soal Finansial

Sebelum Menikah, Tak Hanya Siap Melupakan Mantan Tapi Juga Siap Jujur Soal Finansial. -- Membicarakan mengenai pernikahan, mungkin yang terpikir oleh calon pasangan pengantin adalah mengenai persiapan pesta, persiapan bulan madu atau persiapan pindah ke rumah baru.

Untuk para pasangan muda , tidak banyak yang berani membicarakan secara terbuka mengenai aturan mengenai keuangan setelah menikah. Meski telah sama – sama mandiri secara ekonomi, pemikiran mengenai ‘pria’ menanggung secara keseluruhan untuk biaya rumah tangga masih banyak dianut oleh pasangan milenial.

Kembali kepada keputusan setiap pasangan, namun masalah mengenai finansial ada baiknya dibicarakan secara jujur dan terbuka sebelum pernikahan. Hal ini dilakukan agar setelah membina bahtera pernikahan, keuangan bukan lagi menjadi salah satu penyebab pertengkaran.

Membicarakan mengenai keuangan membutuhkan pemikiran secara terbuka dan dewasa. Kedua belah pihak harus berani untuk jujur dan terbuka mengenai keadaan keuangan masing – masing. Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan finansial yang harus dipersiapkan.

1. Membicarakan mengenai Pendapatan dan Aset Yang dimiliki
Pendapatan dan gaji merupakan salah satu hal sensitif untuk dibicarakan. Namun, sebagai suami istri hal tersebut lumrah untuk diketahui. Dengan mengetahui pendapatan masing – masing selanjutnya akan mempermudah ke arah mana keuangan tersebut akan berjalan. Dan untuk kepemilikan assets, juga merupakan hal yang selayaknya dibicarakan secara terbuka, jika kalian merupakan pasangan dengan keadaan ekonomi lebih dari cukup dan memiliki banyak assets ada baikknya membuat semacam rincian kekayaan yang ditulis diatas kertas bermaterai dan disaksikan oleh pihak berwenang yang ditunjuk. Hal ini akan menjadi dasar jika suatu saat terjadi sengketa mengenai assets yang dimiliki sebelum menikah.

2. Pengeluaran Rumah Tangga
Pembicaraan penting kedua mengenai pengeluaran rumah tangga , untuk permasalahan ini setiap pasangan memiliki pemikiran yang berbeda mengenai cara pengelolaan keuangan. Beberapa suami bersedia menanggung keseluruhan biaya rumah tangga termasuk keperluan pribadi sang istri tanpa menuntut gaji istri digunakan. Namun, ada pula pasangan yang menetapkan cara suami menanggung 70 % biaya rumah tangga dan sisannya istri yang menaggung. Atau seluruh biaya rumah tangga dibagi dua sama rata. Hal inilah yang merupakan dasar pengelolaan terpenting, karena ketika sudah berumah tangga keuangan bukan lagi masalah individu dan juga masalah bersama.

3. Kenali Gaya Konsumsi Pasangan

Tanggung jawab ketika masih sendiri dengan setelah berumah tangga merupakan dua hal yang berbeda. Entah dari sisi Pria atau wanita, karena kesuksesan rumah tangga adalah bentuk kerjasama dari kedua belah pihak. Karena itu perlu dikenali bagaimana kebiasaan masing – masing dalam mengunakan penghasilannya. Misalnnya, sebelum menikah pria tidak dapat menghentikan kebiasaan membeli barang – barang yang berhubungan dengan hobinya. Atau kebiasaan belanja online baju dan make up secara berlebihan bagi wanita. Kedua hal ini perlu dituntaskan, buat aturan setelah menikah seberapa banyak yang boleh dihabiskan untuk kesenangan dan dialihkan pada investasi lain yang lebih berguna.

4. Jujur Mengenai Hutang dan Kewajiban
Hal terpenting lainnya yang harus jelas mengenai bagaimana gaji pasangan dialokasikan sebelum menikah. Apakah gaji tersebut tak hanya untuk kebutuhan konsumsi tetapi juga digunakan untuk membayar hutang dan kewajiban kepada orangtua atau keluarga. Karena jika posisi keuangan sebelum menikah masih belum proposional, dikhawatirkan akan menganggu keuangan rumah tangga nantinya. Untuk masalah hutang sebaikknya bicarakan secara jujur dan terbuka jika diperkirakan tidak memungkinkan lebih baik mencari solusi bersama terlebih dahulu dan memperbaiki masalah keuangan sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius. 

5. Bicarakan Mengenai Tujuan Kedepan
Setelah mengetahui posisi keuangan masing – masing secara transparan barulah dapat menentukan arah keuangan kedepan. Misalnnya pembelian assets, investasi dan asuransi. Dari jumlah pendapatan dikurangi dengan pengeluaran maka akan diperoleh sisa dana yang ada. Alokasikan ketiga hal tersebut untuk memperoleh assets, investasi dalam bentuk deposito dan perlindungan jiwa ke dalam asuransi.

Ketika masalah keuangan sudah dibicarakan secara jelas dan transparan tentu perkawinan tidak akan menjadi beban. Pasangan yang sudah tuntas dengan pembicaraan mengenai financial akan lebih mudah menentukan visi dan misi dalam pernikahannya kelak.

Penulis : Ni Alith Sanitha

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sebelum Menikah, Tak Hanya Siap Melupakan Mantan Tapi Juga Siap Jujur Soal Finansial"

Post a Comment