Saat Rasulullah saw. Pulang Malam dan Bertemu Istrinya

Judul  Cerpen : Pulang Malam. -- Sudah lewat tengah malam, tapi wanita itu tak berpikir sedikitpun untuk segera pergi tidur. Hatinya dicengkeram rasa was-was atas suaminya yang bepergian terlalu lama dari biasanya. Dan ia berkeras untuk tetap menunggunya pulang.

Malam hampir pagi. Melumurkan pekat warna angin yang mendesau dingin menerobos ruangan. Di rumah sederhana dan lengang itu, ia melukis bayang wajah suaminya, bersama rindu yang menyesak dada. Ia berharap suaminya segera mengetuk pintu, dan ia akan buru-buru membukannya dengan hati lega. Dengan senyum syukur dan hujan rindu. Atau mungkin dalam kalut dan sipu malu.

Tapi semua itu tak terjadi. Sang suami belum juga pulang. Sementara kantuk dan lelah mulai menyerang. Khawatir akan terlelap di ranjangnya yang hangat, wanita itu memutuskan bangkit melangkah mendekati pintu di mana suaminya akan mengetuknya sewaktu-waktu. Duduk bersandar di balik pintu yang tertutup rapat, ia tertidur.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki berwibawa dan sangat agung tiba di rumah sederhana itu. Ia suami dari wanita yang ada di dalam rumah tersebut. Kelelahan terlihat di wajahnya, tapi ia menyadari telah pulang terlambat. Maka ketika hampir saja ia mengetuk pintu, detik itu pula ia urungkan niatnya. Terpikir olehnya sang istri yang sedang terlelap tidur di kamarnya. Dan ia sungguh tak ingin mengganggu.

Tanpa pikir panjang, ia melepas sorban dan menggelarnya di depan pintu. Dan, laki-laki paling dihormati di seluruh negeri itu, memilih tidur di atas selembar kain sorban di depan pintu rumahnya sendiri.

Ribuan malaikat di langit, sontak bertasbih menyaksikan pemandangan tersebut. Sejoli yang tanpa saling mengetahui, telah tidur berdekatan di balik dua sisi pintu yang membatasi. Seorang istri yang tertidur di belakang pintu karena menunggu dan sang suami yang tidur di depan pintu karena tak ingin mengganggu.


Fajar datang. Hati wantita itu terkesiap saat membuka pintu dan menyaksikan suami yang dikasihinya tidur di tempat tak sepantasnya. Ketika dengan rasa penuh sesal ia menanyakan hal itu, sang suami menjawabnya dengan senyum meneduhkan, ”Istriku, wanita berpipi kemerah-merahan.... jangan engkau merasa bersalah, sebab akulah yang sebenarnya telah terlambat pulang. Karena itu, tak sampai hatiku mengusik tidurmu dengan ketukan pintu.”

Oh.

Betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina. Saling menyayangi, saling menjaga dan saling menghormati. Katakan, adakah kisah cinta suami istri yang lebih romtantis daripada itu? Tidak ada!

Tahukan siapakah mereka?

Sang suami itu adalah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah dan sang istri adalah Sayyidatuna Aisyah binti Abu Bakar As-Sidiq. Semoga rahmat Allah senantiasa tercurah bagi keduanya. Dan semoga Allah memberi kita taufiq dan hidayah untuk bisa meneladani kedua manusia mulia tersebut. Amiin.

Penulis : Muh. Sugiono

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Saat Rasulullah saw. Pulang Malam dan Bertemu Istrinya"

Post a Comment