Review Buku : DARI GURU KONVENSIONAL MENUJU GURU PROFESIONAL
A.
Mutu dan Kompetensi guru
Mutu seorang guru
sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan suatu pendidikan yang
menghasilkan siswa-siswa yang siap
berkompetisi dalam dunia modern. Tidak dapat dipungkiri kompetensi yang memadai
seorang guru akan mampu mencetak lulusan-lulusan yang siap terhadap
perkembangan dunia yang semakin maju dengan pesat.Guru harus segera
meninggalkan metode-metode lama dan beralih pada sistem metode yang baru yang
mungkin asing bagi mereka. Disinilah dibutuhkan guru yang memiliki kemauan
besar untuk berubah demi meningkatkan kualitas dirinya. Jika modal awal kemauan dan tekat untuk berubah ke arah yang
lebih baik ada pada diri seorang guru, maka langkah selanjutnya untuk mencetak
generasi yang unggul dan siap menghadapi tantangan global akan dapat tercapai.
Beberapa perubahan
yang perlu diambil seorang guru agar ia mampu memiliki kompetensi yang memadai
sebagai guru yang profesional, antara
lain :
1.
Mampu mengenal dan
mengoperasikan komputer/laptop serta menggunakan internet sebagai media
pembelajarannya.
2.
Merubah sistem
pengajaran yang dulu bersifat “text” menjadi “ context” dengan metode CTL ( Contextual Teaching and Learning ).
3.
Merubah pola
pengajaran yang dulu berprinsip “ teacher
centered “ menjadi “ Student Centered
“.
4.
Guru harus mampu
dan paham mengenai prinsip belajar otak kanan dan kiri, pendekatan quantum
teaching dan learning, pemahaman tentang Multiple
Intelligences dan penerapannya d kelas, taksonomi Bloom dan aplikasinya
pada proses belajar mengajar dan mampu mengorkestrasikan materi yang diajarkan
dengan materi pelajaran lain dalam suatu
KBMtematik dalam bentuk project.
5.
Memiliki kemauan
untuk meng-update dirinya dengan
mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan.
B.
Perubahan Kurikulum
Ada beberapa
fenomena yang ditimbulkan dari adanya
perubahan, antara lain :
1.
New materials
Materi baru,
merupakan bagian dari inovasi bisa berupa benda ( komputer batu) ata suatu
kebijakan ( kurikulum baru)
2.
New
behavior/Practices
Perubahan perilaku
adala hal yang sulit dalam sebuah perubahan. Diperlukan latihan dan keahlian
secara terus menerus dalam upaya mengembangkan profesi.
3.
New belief /
understanding
Bagaimana kita
memahami perubahan adalah hal yang sangat penting untuk membuat penilaianPerubahan
kurikulum dalam sistem pendidikan adalah suatu keniscayaan, artinya kalau tidak
berubah, tentu akan semakin tertinggal dengan kemajuan jaman. Apapun
kurikulumnya, mutu guru adalah kuncinya. Perubahan apapun dalam bidang
pendidikan, fokus utamanya adalah tetap paada kualitas guru. Jika guru telah
memiliki kualitas sebagai guru profesional, tuntutan kurikulum bagaimanapun
tentu akan dapat dipenuhinya. Memiliki dan mendapatkan guru-guru yang
berkualitas prima itu semakin lama semakin perlu. Apapun perubahan dan inovasi
pendidikan yang hendak dilakukan bangsa ini, kalau mutu guru rendah sama juga
sia-sia.
Bagaimana kita akan
mendapatkan guru dengan mutu yang tinggi ? tentu hal ini yang ingin akan kita tanyakan dan sangat kita inginkan, diantaranya
adalah rekrutlah guru-guru yang yang memiliki kualifikasi tinggi di
bidangnya.Guru harus benar-benar kompeten di bidangnya dan menguasai materi
yang akan diajarkannya. Selain itu guru harus memiliki komitmen yang tinggi
dalam usaha untuk mengembangkan kurikulum.
C.
Peningkatan Mutu Pendidikan
Di bidang
peningkatan mutu, seidaknya ada sembilan program yang dilakukan :
1.
Pengembangan dan
penyempurnaan kurikulum
2.
Pemberdayaan tim
pengembang kurikulum
3.
Tes dan peningkatan
kompetensi guru
4.
Peningkatan kualifikasi
pendidikan guru
5.
Bantuan sekolah
model
6.
Pemberian subsisdi
sekolah
Ternyata karena soal-soal dalam UN
tidak selaras dengan yang diinginkan SKL ( Standar Kompetensi Lulusan ) yang
berharap murid mampu berpikir analisis, menyeluruh dan lain-lain. Apabila Unas jeblok dan banyak siswa yang tidak
lulus, itu merupakan cerminan dari kegagalan pemerintah dalam mengelola
pendidikan. Pemerintah melakukan kesalahan beruntun dalam hal tersebut.
Pertama tidak jelasnya tujuan Unas itu
sendiri. Kalau penyelenggaraan Unas itu untuk
melihat bagaimana kualitas pendidikan kita secara nasional, jelaslah
sangat mubadzir, karena jelas sekali bahwa penguasaan materi siswa di Indonesia
sangat rendah.
Kesalahan kedua adalah menjadikan
hasil Unas sebagai patokan untuk kelulusan siswa. Pemaksaan unas sebagi tolak
ukur kelulusan siswa mencerminkan kekurangpahaman pemerintah mengenai fungsi
dan tujuan ujian, evaluasi dan standarisasi. Apalagi tujuan pendidikan yang
mengandung prinsip pengembangan aspek intelektual, emosional dn spiritual siswa
tidak diperhatikan.
Kesalahan ketiga adalah bahwa
kitatelah mereduksi tujuan pendidikan. Kita sudah tidak peduli dengan tujuan
pendidikan, karena Unas itu sendiri
sebagai tujuan pendidikan, karena kita tidak memperdulikan bagaimana proses dan
hasil kerja siswa selama tiga atau enam tahun, karena hanya fokus pada hasil
Unas yang hanya tiga mata pelajaran saja.
Unas sebenarnya telah dikritik
habis-habisan karena “cacat’ secara filosofis, akademis, maupun teknis. Secara
teknis, Unas dianggap tidak layak karena infrastruktur pendidikan kita memang
belum siap untuk melaksanakan ujian yang berskala dan berstandar nasional.
Tidak ada standart baku bagaimana Unas dapat dilakukan tanpa kecurangan.
Oleh : Nur Aini MW
Judul Buku : DARI GURU KONVENSIONAL MENUJU GURU PROFESIONAL
0 Response to "Review Buku : DARI GURU KONVENSIONAL MENUJU GURU PROFESIONAL"
Post a Comment