Masalah Yang Dihadapi Indonesia Dalam Penggunaan Teknologi Internet

Masalah Yang Dihadapi Indonesia Dalam Penggunaan Teknologi Internet. -- Seperti teknologi lain yang telah hadir ke muka bumi ini, TI juga hadir dengan dialektika. Selain membawa banyak potensi manfaat, kehadiran TI juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet, penyebaran informasi yang tidak mungkin terkendalikan telah membuka akses terhadap informasi yang tidak bermanfaat dan merusak moral. Karenanya, penyiapan etika siswa juga perlu dilakukan. Etika yang terinternalinasi dalam jiwa siswa adalah firewall terkuat dalam menghadang serangan informasi yang tidak berguna.

Masalah lain yang muncul terkait asimetri akses; akses yang tidak merata. Hal ini akan menjadikan kesenjangan digital semakin lebar antara siswa atau sekolah dengan dukungan sumberdaya yang kuat dengan siswa atau sekolah dengan sumberdaya yang terbatas (lihat juga Lie, 2004). Minimal, hal ini memberikan sinyal adanya kesenjangan digital antar kelompok dalam masyarakat, baik dikategorikan menurut lokasi geografis maupun tingkat ekonomi.

Untuk masalah kesenjangan ini, semua pihak (pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dunia pendidikan, dan industri) dapat mulai memikirkan program untuk meningkatkan dan memeratakan akses terhadap teknologi informasi di dunia pendidikan.

Program yang difasilitasi oleh Sekolah 2000 (www.sekolah2000.or.id) dengan membagikan komputer layak pakai ke sekolah-sekolah adalah sebuah contoh menarik. Tentu saja program seperti ini harus diikuti dengan penyiapan infrastruktur lain seperti listrik dan telepon. Pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan melek (literacy) TI juga pintu masuk lain yang perlu dipikirkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap potensi TI, yang pada akhirnya diharapkan meningkatkan kesadaran (awareness). Tanpaawareness, pemanfaatan TI tidak optimal, dan yang lebih mengkhawatirkan lagi sulit untuk berkelanjutan (sustainable).

Dalam kaitan ini, program untuk peningkatan awareness yang berkelanjutan seperti pendidikan
berkelanjutan lewat berbagai media dan lomba website sekolah (seperti yang diadakan oleh Sekolah 2000 setiap tahun) merupakan sebuah alternatif yang perlu dipikirkan.

a). Informasi Via Internet yang Tidak Cocok dengan Kultur Indonesia

Jika kita lihat sebagian besar penduduk Indonesia, kebutuhan akan informasi yang diberikan oleh internet kurang memuaskan dan kurang efisien dalam penggunaanya. Dengan system infrastruktur yang ada saat ini saja, kebutuhan akan informasi dari sebagian besar penduduk Indonesia sudah tercukupi. Sistem informasi lewat kentongan atau mulut ke mulut saja sudah cukup. Internet, khususnya world wide dan e-mail, merupakan cerminan dari kultur baca tulis. Sementara kita lihat bahwa kultur baca tulis tidak terlalu dominan di Indonesia. Orang Indonesia lebih senang berkomunikasi secara verbal.

b). Ketersediaan Informasi
Informasi di internet untuk masyarakat Indonesia belumlah banyak. Untuk orang dewasa yang mencari informasi sesaat, ada banyak situs berita (detik.com, mweb.co.id, Kompas, Tempo, dan sejenisnya). Namun, informasi untuk anak-anak SMU, SMP, dan SD belumlah banyak atau bahkan dapat dikatakan tidak ada. Situs web untuk remaja kebanyakan bersifat hura-hura atau entertainment. Belum banyak situs yang berbicara tentang pelajaran atau referensi.

c). Karakteristik orang Indonesia
Orang Indonesia dikenal tidak efisien (lambat bekerja), memiliki etos kerja yang rendah, dan tidak dikenal sebagai high-tech workers (lebih dikenal sebagai tenaga kasar, pembantu rumah tangga). Orang Indonesia berkemampuan komunikasi dan berbahasa Inggris yang rendah (dibandingkan dengan beberapa Negara, seperti India, Singapura, Malaysia, dan Filipina). Infrastruktur telekomunikasi di Indonesia yang masih terbatas.

d). Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan atau perguruan tinggi yang terbatas dan seringkali tidak mencukupi kebutuhan. Contoh, perpustakaan yang baik merupakan fasilitas yang langka di Indonesia. Training Center atau sekolah IT seringkali tidak memiliki fasilitas computer yang memadai. Tidak adanya leadership (dari pemerintahan) di bidang TIE. Perhatian pemerintah pada pendidikan masih rendah, terbukti dari rendahnya dana untuk pendidikan.

e). Tenaga Pengajar TI

Kualitas tenaga pengajar yang tersedia kurang memadai, karena keterbatasan tempat pendidikan dan pelatihan yang baik untuk bidang TI.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Masalah Yang Dihadapi Indonesia Dalam Penggunaan Teknologi Internet"

Post a Comment