Proses dan Indikator dalam Motivasi Kerja

Proses dan Indikator dalam Motivasi Kerja. -- Kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan dasar utama bagi seseorang untuk melakukan aktifitas pekerjaannya. Kebutuhan itu sendiri dipandang sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Kebutuhan yang ditidak terpenuhi menyebabkan orang mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan itu.
Rasa tidak senang dan ketegangan muncul ketika kebutuhan itu tidak terpenuhi. Oleh  karena  itu, seseorang akan memilih suatu tindakan tertentu untuk mengurangi ketegangan dan tekanan-tekanan, sehingga timbul perilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan (goal directed behavior). 
Setelah lewat beberapa waktu para manajer menilai prestasi kerja tersebut, jika hasilnya menunjukkan arah yang positif maka orang tersebut diberi imbalan tertentu. Sebaliknya, seseorang akan memperoleh sanksi hukuman bila kecenderungan hasilnya negatif. Hasil ini dipertimbangkan oleh  orang  tersebut, dan kebutuhan yang tidak terpenuhi dinilai kembali. Proses berikutnya akan  kembali lagi pada kebutuhan yang tidak terpenuhi tadi.
 
Proses Motivasi

Selain pendapat di atas, Chung dan Megginson94  berpendapat  bahwa  proses motivasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Proses Motivasi

Pada gambar di atas, dapat diketahui terjadinya proses motivasi yang mula-mula diawali adanya kebutuhan. Kebutuhan itu dipenuhi insentif atau gaji/ upah dari organisasi tempat bekerja.  Gaji/upah  yang  diterima  memberikan dampak persespsi misalnya jika organisasi semakin  maju,  maka  organisasi semakin untung.
 
Bila organisasi banyak  keuntungannya,  diharapkan  gaji/upah  atau bonus yang akan diterima semakin besar pula. Untuk  maksud  tersebut,  muncul usaha-usaha motivasi. Usaha-usaha motivasi dan kemampuan mempengaruhi tingkat kinerja. Tingkat kinerja mempengaruhi ganjaran  atau  hadiah dan produktivitas. Produktivitas mempengaruhi insentif organisasi dan ganjaran mempengaruhi kepuasan.
 
Kerja dan bekerja merupakan hakikat kehidupan manusia. Selama manusia hidup, ia harus selalu bekerja, karena dengan bekerja ia dapat  mencapai sesuatu  dan di balik kegiatan pekerjaannya tersimpan harapan bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya pada suatu keadaan lebih memuaskan daripada sebelumnya. Jadi karena mempunyai tujuan-tujuanlah, orang-orang terdorong melakukan suatu aktivitas yang dikenal sebagai kerja. 
 
Makna terpenting dari pekerjaan yang sesungguhnya adalah kesadaran manusia yang bersangkutan. Pekerjaan memungkinkan orang  dapat  menyatakan diri secara objektif ke dunia ini, sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan memahami keberadaan dirinya di dunia.
 
Pada sisi yang lain, bekerja merupakan kewajiban dan dambaan bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan sepanjang masa, selama ia mampu berbuat untuk membanting tulang, memeras keringat, dan memutar otak. Di balik kebutuhan materi dan kepuasan lahiriah, bekerja yang lebih hakiki merupakan perintah Tuhan.
 
Di sinilah sumber motivasi yang bisa membimbing dan mengarahkan untuk bekerja dengan penuh semangat pengabdian. Sebenarnya bekerja tidak sekedar untuk mengejar kekayaan menurut hawa nafsu, akan tetapi juga  harus dilandasi idealisme.  Antara bekerja  dan idealisme tak dapat dipisahkan.
 
Keduanya saling memberikan semangat dan nafas untuk menciptakan suasana yang lebih positif. Jika salah  satunya ditinggalkan, maka akan menjadi naïf. Di lain pihak, bekerja merupakan proses belajar sepanjang masa. Melalui bekerja dapat diperoleh beribu pengalaman manis maupun pahit. Dorongan bekerja ialah hari esok harus lebih baik daripada hari ini, dituntut bekerja keras, kreatif, dan siap menghadapi tantangan zaman.
 
Tiap manusia tentu mempunyai dasar alasan, mengapa seseorang bersedia melakukan jenis kegiatan atau pekerjaan tertentu, mengapa orang  yang  satu  bekerja lebih giat sedangkan yang satunya lagi atau yang lainnya  bekerja  biasa saja. Tentu semua itu ada dasar alasan pendorong yang menyebabkan seseorang bersedia bekerja seperti itu.
 
Dengan kata lain, pasti ada motivasinya. Motivasi adalah bagian integral dari kegiatan organisasi (termasuk organisasi keguruan dan sekolah) dalam pembinaan, pengembangan dan pengarahan tenaga kerja manusia dalam suatu organisasi/perusahaan. Manusia (guru)  dipandang  sebagai  dinamisator dalam suatu organisasi.
 
Manusia juga mahkluk  sosial  yang  mempunyai daya cipta, karsa, dan rasa, baik yang positif maupun yang negatif, disamping mempunyai naluri (perasaan, kehendak, emosi, dan lainnya). Sifat-sifat konstruktif tersebut semuanya dibawa ke dalam lingkup pekerjaannya. Pemimpin yang berperan sebagai motivator harus tahu motivasi agar misi organisasi atau lembaga dapat tercapai dengan saling kerja sama.
 
Sebagaimana uraian di atas yang menunjukkan bahwa terdapat motivasi internal dari dalam diri individu yang berupa adanya  keinginan  dan  keperluan yang ada dalam diri individu sehingga menyulut motivasi dalam dirinya dan motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam  diri individu yang dipengaruhi faktor internal. Motivasi internal merupakan keinginan yang timbul dari rangsangan diri sendiri dan lain halnya dengan motivasi eksternal yang bisa diwujudkan dari adanya rangsangan yang timbul dari luar individu.95.
 
Perkembangan motivasi itu makin membawa beberapa perubahan pada sistem neurofisilogis yang ada dalam organisme manusia, dan penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. Motivasi juga ditandai dengan  rasa  atau  afeksi seseorang sehingga dalam hal ini motivasi terkait dengan persoalan- persoalan kejiwaan, afeksi, dan emosi yang dapat turut menentukan tingkah laku manusia. Motivasi juga ditandai dengan reaksireaksi untuk mencapai tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
 
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, akan tetapi kemunculannya karena adanya rangsangan atau dorongan dari unsur-unsur lain yang kebera- daannya diluar diri manusia, umpatnanya dirangsang atau didorong oleh tujuan. Tujuan disini bermacam-macam, ada tujuan pembelajaran, ada tujuan daripada kegiatan yang sedang dilakukan oleh seseorang. Sebab tujuan ini menyangkut terhadap masalah kebutuhan.
 
Motivasi juga berupa dorongan didalam batin seseorang untuk mencapai tujuan yang timbul dari  kebutuhan  yang  tersusun  secara hirarkis, yang mendorong manusia untuk berusaha, yaitu: (1) kebutuhan fisiologis vaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup atau kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan, dan papan, (2) kebutuhan rasa aman, (;) kebutuhan social yang menjadi kebutuhan akan perasaan diterima atau diakui, (4) kebutuhan akan harga diri, (5) kebutuhan aktualisasi diri."96. Lebih jelasnya mengenai sub variabel dan indikator motivasi kerja guru adalah sebagai berikut :
 
No

DIMENSI

INDIKATOR

 

 

 1

 

 

Motivasi Internal

-    Memiliki perasaan senang dalam mengajar

-    Memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan

-    Berusaha untuk menjadi yang terbaik

-    Mengutamakan prestasi

-    Mengajar dengan target dan sasaran yang jelas

-    Komitmen

 

 

 

 

2

 

 

 

 

Motivasi Eksternal

-    Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan mengajarnya

-    Senang mendapatkan pujian dari apa yang sudah dilakukan

-    Agar memperoleh kedudukan

-    Kenaikan gaji

-    Bisa menjalin hubungan dengan rekan, atasan, dan siswa

-    Kondisi kerja yang kondusif

Catatan Kaki:
  • 94) Chung, K.H. & Megginson, L.C, Organizational Behavior Developing Manajerial Skill (New York: Harper & Row Publisher, 1981), hlm. 134. Bandingkan dengan Stephen P. Robbins, Essentials of Organizational Behavior (Englewood Clifft: Prentice Hall, 1988), hlm. 28. bahwa mekanisme bekerjanya motivasi mencakup enam tahap, yaitu adanya kebutuhan yang belum terpenuhi, timbulnya ketegangan, adanya dorongan, adanya tindakan yang relevan, kebutuhan terpenuhi dan ketegangan berkurang. Dimulai dari dirasakannya kebutuhan tertentu (need) kemudian timbul ketegangan (tension). Yang dimaksud kebutuhan dalam hal ini ialah kekurangan yang dirasakan seseorang, baik yang bersifat psikis mapun fisik, sehingga ia memandang sesuatu hasil tertentu menjadi menarik untuk diusahakan karena hasil tersebut sanggup menutupi kekurangan tadi. Pada tahapan berikutnya, ketegangan berkembang menjadi dorongan (drive) yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan (action) dan tingkah laku tertentu untuk menghilangkan ketegangan yang dirasakan itu. Dari tindakan yang dilakukan tersebut orang mendapatkan hasil tertentu yang sanggup memenuhi kebutuhannya. Akhirnya, ketegangan menjadi hilang atau berkurang setelah kebutuhan terpenuhi. 
  • 95) Achmad Mohyi, Teori dan Perilaku Organisasi, (Malang: UMM Press, 1999), hlm. 196-197. Lihat juga dalam Patricia Buhler, Alpha Teach Yourself; Management Skills in 24 hour, Edisi Bahasa Indonesia oleh Sugeng Haryanto dkk, Alpha Teach Yourself Management Skills dalam 24 jam, [Alpha Books, 2001 (Jakarta: Prenada Media Group, 2004), hlm. 190-195.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Proses dan Indikator dalam Motivasi Kerja"

Post a Comment