Empat Matra Dalam Menerapkan Kurikulum Berdiferensiasi Oleh Guru Kelas Unggulan

Empat Matra Dalam Menerapkan Kurikulum Berdiferensiasi Oleh Guru Kelas Unggulan -- Sasaran utama kurikulum berdiferensiasi adalah terjadinya interpretasi dari ranah kognitif, psikomotorik dan interaktif. Dalam hal ini jelas bahwa kurikulum berdiferensiasi tiga tingkat lebih maju dibanding kurikulum inti di sekolahan.

Kurikulum yang berkembang selama ini hanya berorientasi pada pengembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dan pada kenyataanya ranah kognitif lebih mendominasi. Sedangkan ranah interaktif dalam kurikulum berdiferensiaasi berisi tahap kreatif, psikodelik dan iluminatif yang besar peranannya pada produk-produkbaru.

Untuk melayani anak-anak berbakat unggul pada kelas khusus atau kelas unggulan keberadaanya sangat dibutuhkan sekali. Untuk mengembangkan program keberbakatan, pada umumnya dibedakan dari program reguler. Hal tersebut diambil atas dasar pertimbangan:(1) prinsip ekonomi,(2) konsentrasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi,(3) konsentrasi pada keterkaitan antara keutuhan pengetahua,(4) membuka sekolah non tradisional,(5) belajar mandiri untuk anak berbakat, dan (6) komitmen terhadap belajar masa depan.

Kurikulum berdiferensiasi mempunyai komponen-komponen yang saling terkait. Komponen tersebut adalah: (1) materi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreativitas harus dipilih untuk digemukan dan dipadatkan dengan menambahkan bagian-bagian baru yang menarik, mengubah bagian-bagian yang kurang sesuai, mengurangi kegiatan yang terlali rutin dan mengulang. (2) terjadi penanjakan dinamis mental dan tindakan kreatif. (3) berorientasi pada proses, kegiatan aktif dan penerapan tugas, serta memberi peluang pada siswa untuk memilih sendiri kegiatan belajar sesuai dengan minat dan kemampuanya. (4) komponen yang bersifat teknis, seperti fasilitas, komposisi guru, pendekatan proses belajar mengajar, dan penggunaan metode mengajar yang bervariasi.

Menurut pendapat Ward dalam Semiawan (1994) ada dua argumen mengapa kurikulum berdiferensiasi dibutuhkan dalam melayani kebutuhan anak berbakat. Pertama, pendidikan anak berbakat intelektual berbeda dengan anak lainya.

Sebaiknya ditekankan aktifitas intelektual. Kedua, pembelajaran anak berbakat unggul harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih sesuai dengan kemampuan yang lebih tinggi dari anak biasa. Kedua hal tersebut diatas tidak dapat dijangkau dengan kurikulum biasa.

Kurikulum berdiferensiasi bagi anak berbakat unggul mengacu pada pendidikan mental melalui berbagai program yang akan menumbuhkan kreatifitasnya serta mencakup berbagai pengalaman belajar intelektual pada tingkat tinggi.

Kebutuhan terhadap perencanaan pengalaman belajar melalui kurikulum berdiferensiasi adalah “Conditio sin qua non” dalam memberikan pengalaman pendidikan bagi anak berbakat unggul.

Penggunaan kurikulum berdiferensiasi untuk melayani kebutuhan pendidikan anak-anak berbakat unggul pada kelas unggulan dalam suasana klasikal memiliki suatu keistimewaan tersendiri. Sesuai dengan pendapat Barbara clark setidaknya dapat dijelaskan tiga keberhasilan utama berdiferensiasi yaitu:

  1. Dengan pengalaman klasiakal yang mengacu pada kurikulum berdiferensiasi maka kebutuhan rangsang psikis anak unggul dapat terpenuhi tanpa mengganggu irama dan tempo belajar anak-anak umum sebab salah satu bentuk karakteristik anakunggul adalah minatnyayang luas terhadap berbagai bidang kehidupan. Jadi jika ia hanya dilayani dengankurikulum inti maka kebutuhan-kebutuhan perluasan keberbagai bidang kehidupan yang diminati tak dapat terpenuhi.
  2. Anak berbakat unggul punya karakteristik tersendiri dalam hal kematangan emosi. Masyarakat luas memandang anak berbakat unggul itu eksentrik, tempramental,usil, keras kepala, hiper aktif, kritis dan berbagai stigma lainya yang pada intinya menunjuk pada karakter emosi anak unggul. Dengan menempatkan mereka pada kelas reguler atau kelas biasa yang tergabung dengan siswa yang terdiri dari berbagai latar belakang dan variasi, maka anak unggul punya kesempatan untuk bergaul yang sewajarnya namun kadang seenaknya saja. Hal ini akan sangat berbeda jika mereka diperlakukan dikelas khusus dengan menerapkan kurikulum berdiferensiasi. Mereka sebagai siswa kelas unggulan akan terkesan elitis serta teman-teman bergaulnya sama kemampuanya meskipun tidak sama latar belakang sosial,ekonomi, minat, bakat dan kemauannya.
  3. Anak unggul memiliki persoalan khusus untuk usaha mencapai kematangan sosial.Oleh karena itu semakin mereka diisolasi dan elitis akan semakin tidakmenguntungkan perkembangan kematangan sosialnya. Dengan pelayanan kurikulum berdiferensiasi dikelas unggulan anak-anak tersebut kebutuhanya akan tercukupi dan beban studinya sesuai dengan kepastian keunggulan yang mereka miliki.

Tidak sederhana mengelola proses pembelajaran dengan menggunakan kurikulum berdiferensiasi. Ada empat matra yang harus dikuasi guru kelas unggulan jika ingin sukses dalam menggunakan kurikulum berdiferensiasi. Keempat matra itu adalah:

Matra umum, matra umum ini merupakan kumpulan kegiatan belajar dasar untuk pengembangan lebih lanjut dan memenuhi kebutuhan anak secara umum, sehingga kurikulum berdiferensiasi ini sebenarnya bertitik tolak pada kurikulum umum yang berlaku bagi semua siswa. 

Pengalaman belajar dari kurikulum ini memberikan keterampilan dasar, pengetahuan , pemahaman, nilai dan sikap yang akan memungkinkan seseorang berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat. Kurikulum ini bertumpu pada kurikulum inti atau kurikulum umum. 

Matra yang didiferensiasi, matra ini berkaitan dengan ciri khas perkembangan anak berbakat dan merupakan kurikulum yang dikembangkan secara mendalam.  Sifatnya terutama memenuhi harapan, kepentingan, tuntutan kebutuhan peserta didik unggul, terutama berkaitan dengan kehidupan kreatifnya.

Matra ini menunjuk pada pendeferensiasian subyek mater pada tingkat perkembangan kognitif anak berbakat unggul. Pada bagian inilah anak-anak berbakat akan ditarik keluar dari kelasnya untuk mendapatkan penggemukan dan pengayaan sesuai kebutuhanya. Dengan demikian diharapkan mereka mampu berpikir kreatif dan bisosiatif.

Matra subliminal, Matra ini terdiri dari pengalaman belajar yang dijabarkan dari lingkungan keluarga dan sekolah. Di sekolah berkenaan dengan iklim akademis, relasi interpersonal antar sesama, sistem penghargaan dan hukuman. Matra ini memberi layanan kebutuhan interaksi interpersonal dengan sesamanya sehingga iklimakademis yang tercipta sangat menyenangkan. Mereka tidak hanya belajar subyek mater melainkan juga belajar tentang bagaimana cara belajar.

Matra non akademis, yakni suatu pengalaman belajar diluar target kurikulum yang ditetapkan. Mereka dapat mempelajari apa saja yang menyenangkan dan sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dirinya. Disini konsep society based of learning menemukan wujudnya, perkembangan afektif dan interaktif semakin nyata.

Disamping menguasai empat matra diatas dalam implikasinya guru harus selalu ingat akan faktor-faktor isi, keterampilan mental, penerapan berpikir produktif dan pengembangan sikap. Isi kurikulum untuk anak berbakat unggul harus memusatkan dan mengkoordinasikan ide, masalah serta tema yang komplek dan mendalam sehingga memacu anak untuk sanggup berpikir cross sectional.

Isi harus menggairahkan dan menantang proses kreatif dan kritis siswa untuk terus bergulat dalam aktivitas berpikir yang produktif. Kurikulum anak berbakat juga harus mampu memberi kesempatan anak dalam melatih keterampilan mental intelektual.

Pengorganisasian ide, konsep dan teori menjadi suatu bentuk bangunan pengetahuan baru yang bermakna dalam menghadapi masa kini dan masa datang adalah latihan mental yang harus diajarkan dalam kurikulum berdiferensiasi. Penerapan berpikir produktif juga merupakan ciri khas kurikulum berdiferensiasi.

Disini anak tidak hanya dibiasakan berpikir kreatif saja melainkan proaktif dan mencoba merekonseptualisasikan teori dan paradigma berpikir untuk mencermati dan mencari solusi kreatif atas persoalan-persoalan aktual disekelilingnya. Disamping itu pengembangan sikap juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengajaran anak berbakat diformat kelas reguler. Pengembangan sikap yang utama fleksibilitas adalah perbedaan pendapat, keterbukaan tehadap rangsang baru, dan kesanggupan untuk mencari teknik-teknik kreatif.

Daftar Pustaka

  • Utami Munandar, 1982. Pemanduan Anak Berbakat (suatu studi penjajagan). Jakarta: CV Rajawali
  • Utami Munandar, 1985. Bunga Rampai Ank-Anak Berbakat Pembinaan dan pendidikanya. Jakarata: CV Rajawali.
  • Conny Semiawan,  1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas siswa Sekolah Menengah (Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua). Jakarta: Gramedia. 
  • Conny Semiawan, 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Gramedia.
  • Nugroho, et al. 2002. Pengembangan Model Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Melayani Siswa Berbakat di Sekolah Unggul di Jawa Tengah Tahun 1998-2000. Semarang.
     

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Empat Matra Dalam Menerapkan Kurikulum Berdiferensiasi Oleh Guru Kelas Unggulan"

Post a Comment