Pendidikan dan Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Anak Berbakat

Pendidikan dan Kurikulum yang Berdiferensiasi Untuk Anak Berbakat -- Untuk melayani kebutuhan anak berbakat perlu diusahakan pendidikan yang berdiferensiasi yaitu yang memberikan pengalaman pendidikan dengan disesuaikan minat, bakat dan kemampuan intelektual siswa (Word dalam Munandar,1990:141).

Keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan pembelajaran terlalu mudah dan tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat sehingga kemampuan mereka yang unggul tidak akan tampil (Stanley dalam Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah oleh Munandar 1990:142). Anak-anak berbakat membutuhkan perhatian khusus agar dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi untuk mewujudkan bakat-bakatnya yang unggul.

Menurut Semiawan dalam Akbar (2001:3) istilah “diferensiasi” dalam pengertian kirikulum berdiferensiasi menunjuk pada kurikulum yang tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang bakat tertentu.

Sejalan dengan itu Nugroho (1999:2) menjelaskan bahwa kurikulum berdiferensiasi adalah sebuah kurikulum yang dirancang secara khusus untuk melayani anak-anak berbakat unggul dengan program pendidikan yang dipercepat, diperluas dan diperdalam yang memberi keleluasaan gerak pada anak berbakat unggul untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan masing-masing.

Pengembangan kurikulum berdiferensiasi terutama menunjuk suatu kebutuhan berkenaan dengan tumbuh kembangnya kreativitas seseorang. Berbeda dengan kurikulum reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh
pengayaan (enrichment) dari materi pelajaran, proses belajar, dan produk belajar.


 Clendening dan Davies dalam Akbar (2001:3) menjelaskan bahwa yang dimaksud differentiaded adalah isi pelajaran yang menunjuk pada konsep dan proses kognitif tingkat tinggi, strategi tingkat instruksional yang akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat, dan rencana yang memfasilitasi kinerja siswa.

Untuk menerapkan kurikulum yang tepat bagi anak berbakat, kita harus memperhatikan penerjemahan prinsip-prinsip teori kedalam praktek secara holistik sedemikian rupa sehingga pendidikan anak berbakat menjadi lengkap. Hal ini dapat diwujudkan apabila kita memfokuskan pada elemen-elemen sebagai berikut:

  1. Anak berbakat dengan cara yang berbeda dengan kelompok lain dan memang penting untuk ditampung dan dikembangkan (Keating, 1976). Lagi pula, perbedaan dalam rerata dapat menjadi besar dalam perbedaan jenis bukan hanya derajat dari pengajaran (Ward, 1961).
  2. Anak berbakat sangat membutuhkan kedalaman bidang pelajaran, pendidik harus mengarahkan kebutuhan melalui pengayaan yang cenderung menjadi suatu tambahan yang superfisial dalam kurikulum Kurikulum berdiferensiasi dirancang untuk memenuhi keberbakatan setiap anak yang unggul.

Kurikulum berdiferensiasi ini memiliki karakteristik yang unik. Berbeda dengan kurikulum inti, kurikulum berdiferensiasi ini dikembangkan atas dasar dan prinsip-prinsip berikut ini, dan rasanya sangat tepat ketika kurikulum ini dapat diterapkan pada kelas unggulan.

Adapun dasar prinsip-prinsipnya menurut Nugroho (1999: 8) adalah sebagai berikut:

  1. Menurut “Pull Out Enrichment” yakni penarikan anak pada program pengayaan. Hal ini didasarkan adanya masa peka dimana setiap individu harus diisi dengan muatan padeagogis dan psikologis tepat waktu agar dapat berkembang secaraoptimal, dan nantinya dapat melanjutkan perjalanan pendidikan dengan baik.
  2. Mengarap pada tercapainya “Raise Level of Dinamycs” dalam perkembangan individu. Artinya dengan kurikulum berdiferensiasi sifat penanjakan yang dinamis dalam perkembangan setiap individu dapat terpenuhi dengan pengalaman belajar, terencana, lebih luas dan lebih mendalam.
  3. Mengacu pada terwujudnya “Equel Opportunity” yaitu kesempatan belajar yang sama berdasarkan minat, bakat, kecepatan dan kemampuan individu. Jadi kesamaan kesempatan bukan sekedar kesamaan materi atau sistem pendidikan. Hal ini juga menolak mitos bahwa anak-anak berbakat unggul akan dapat berkembang dan sukses dengan sendirinya tanpa pelayanan yang baik.
  4. Memadukan secara harmonis dan akademis antara pendidikan di sekolah dengan kebutuhan yang berkembang dimasyarakat. Dalam hal ini diterapkan “Society Based Learning “ sehingga kesenjangan antara sekolah dengan tuntutan nyata dimasyarakat dapat dieliminir. Disamping memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap individual differentes, kurikulum diferensiasi juga mampu mengorganisir pengalaman belajar yang solid sehingga siswa dapat mencapai “Discovery Thrill” yang memungkinkan siswa menghayati “Eurikel atau Aba Erlebniz” secara mendalam. Oleh karena kegiatan dirancang agar terjadi sinergi Concept learning” dengan “Proset Learning” sehingga disamping mendapatkan content, anak juga mampu mendapatkan “Learn How to Learn

Daftar Pustaka

  • Utami Munandar, 1982. Pemanduan Anak Berbakat (suatu studi penjajagan). Jakarta: CV Rajawali
  • Utami Munandar, 1985. Bunga Rampai Ank-Anak Berbakat Pembinaan dan pendidikanya. Jakarata: CV Rajawali.
  • Conny Semiawan,  1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas siswa Sekolah Menengah (Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua). Jakarta: Gramedia. 
  • Conny Semiawan, 1997. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Gramedia.
  • Nugroho, et al. 2002. Pengembangan Model Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Melayani Siswa Berbakat di Sekolah Unggul di Jawa Tengah Tahun 1998-2000. Semarang.
     

     

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pendidikan dan Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Anak Berbakat"

Post a Comment