Profil Guru ideal perspektif Islam sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata guru adalah salah satu kata yang sangat populer dan sering diucapkan manusia, walaupun dengan bahasa yang beragam. Karena, kebutuhanakan keberadaan guru adalah sangat penting bagi manusia. Tidak akan ada perubahan dibumi ini, tanpa keberadaan sosok guru. Itulah sebabnya, sebelum nabi Adam diturunkan kebumi dan membangun perbedaan, terlebih dahulu dia belajar kepada Allah swt sebagai guru pertama. Seperti ynag disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 31.
وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”
Dalam pendidikan Islam, Guru memiliki arti dan peran penting. Hal ini disebabkan karena memeiliki tanggung jawan dan menentukan arah pendidikan. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidikan.  Islam mengangkat derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi dari orang islam lainnya yang tidak berilmu pengetahuan dan bukan pendidik.[1]
Bila dibandingkan guru di masa sekarang dengan guru pada masa awal Islam sangatlah jauh, guru pada masa awal Islam merupakan manusia yang paripurna, lihatlah sosok seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Ar-Razi, AlKhoaritsmi, dan tokoh-tokoh lainnya. Beliau-beliau merupakan sosok ulama yang ilmuwan (guru) dan ilmuwan (guru) yang ulama, yang berkedudukan terhormat di masyarakat, bahkan sebagian besar dari mereka menjadi penasihat pemerintah, dimana pemerintah bila membutuhkan nasehat dari para ulama dengan rela mendatangi rumah atau masjid tempat guru itu tinggal. Kahebatan guru pada masa kejayaan Islam, disebabkan oleh komitmennya dalam meneladani kehidupan sang maha guru yaitu Nabi Muhammad SAW. 


 

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Syarat Menjadi Guru
Menurut Prof. Dr. Zakiah Drajat dan kawan-kawan, menjadi guru tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti dibawah ini :
1.      Takwa Kepada Allah
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin mendiidk anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri bertakwa kepada –Nya. Sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya sebagaimana Rasulukkah SAW.menjadi teladan bagi umatnya. Sejauh mana seorang guru mampu memberi teladan yang baik kepada semua anak didiknya, sejauh itu pulah ia diperkirakan akan berhasil mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang abik dan mulia.[2]
2.      Berilmu
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengethauan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.
3.      Barkelakuan Baik
Budi pekerti guru sangat penting dalam pendidikan watak murid. Guru harus menjadi suri teladan karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak baik kepada anak dan hal ini bisa terwujud jika guru berakhlak baik pula.
B.     Guru Ideal Menurut Islam
Guru yang ideal menurut pandangan al-Qur’an, setidaknya terdapat empat surat didalam Al-Qur’an yang membicarakan tipe seorang guru yang ideal dalam mendidik. Ideal dalam kemampuan, sikap, metode dan sebagainya. Surat-surat tersebut adalah :
1.      Surat al-‘Alaq [98] ayat 1-5
Surat al-‘Alaq adalah wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah. Dalam ayat ini Allah menyebutkan Dzat-Nya sebagai pengajar manusia
2.      Surat al-Kahfi [18] ayat 60-82
Dalam ayat ini Allah menceritakan perjalanan nabi Musa yang belajar kepada seorang hamba Allah yang konon bernama Khidir as. Dalam peristiwa tersebut nabi Musa as.berperan sebagai murid dan nabi Khidir  berperan sebagai seorang guru
3.      Surat an-Naml [27] ayat 15-44
Dalam surat ini Allah menceritakan sikap nabi Sulaiman yang memiliki ilmu yang luas terhadap bawahannya, yang sekaligus juga murid-muridnya.
4.      Surat ‘Abasa [86] ayat 1-16
Dalam surat ini Allah menceritakan sikap nabi Muhammad saw terhadap seorang muridnya yang bernama Abdulla Ummi maktum. Ayat ini menyatakan teguran kepada nabi muhammad agar bersikap proporsional sebagai seorang guru.
Oleh karena itu, idealnya seorang guru adalah orang yang dituntut untuk selalu mampu menciptakan sesuatu yang baru. Baik dalam materi pembelajaran maupun maetode dan caranya. Sehingga pengajaran tidak bersifat statis dan bergerak kearah kemajuan.
Mengenai tugas guru Ahmad tafsir ahli menjelaskan bahwa ahli pendidikan Islam, ahli pendidik barat bahwa tugas guru ialah mendidik. Mendidik adalah tugas yang amat luas. Mendidik itu sebagian dilakukan dalam bentuk mengajar, sebagian dalam bentuk memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan dan lain-lain.[3]

 BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Seorang guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat umum yaitu, cerdas dan sempurna akalnya, baik akhlaknya dan kuat fisiknya. Syarat menjadi guru yang ideal dalah taat kepada Allah, berilmu, dan berkelakuan atau berakhlak baik.
Ada 4 surat didalam al-Qur’an tipe seorang guru yang ideal dalam mendidik. Ideal dalam kemampuan, sikap, metode dan sebagainya.
1.      Surat al-‘Alaq [98] ayat 1-5
2.      Surat al-Kahfi [18] ayat 60-82
3.      Surat an-Naml [27] ayat 15-44
4.      Surat ‘Abasa [86] ayat 1-16

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif  Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994.
Drajat, Zakia, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT bumi Aksara, 2011.
Sudiyono, M, Ilmu Pendidikan Islam – Jilid 1, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.


[1] M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam – Jilid 1, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Hal 134
[2] Zakiah Drajat, Il mu Pendidikan Islam, Jakarta: PT bumi Aksara, 2011. Hal 41.

[3] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif  Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994. Hal 78

Oleh : Audia Prita Islami

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Profil Guru ideal perspektif Islam sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah"

Post a Comment