Kedudukan dan Peran Guru Sebagai Pembimbing


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Abin syamsudin (2003) berpendapat bahwa guru sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahnnya (remedial teaching). Jadi sebagai guru juga harus bisa memastikan bahwa pelajaran yang guru sampaikan kepada peserta didik dapat dicerna dan dipahami dengan baik, karena tingkat kepahaman peserta didik berbeda-beda, maka dari itu dibutuhkan ketelitian yang tinggi dengan mencari solusi itu tadi yaitu (remedial teaching) dimana guru akan mengulang kembali pelajaran yang belum peserta didik pahami.
Hubungan gueu dan siswa layaknya seorang petani dengan tanamannya. Seorang petani tidak bisa mengatur dan memaksa agar tanaman yang petani tanam bisa cepat berbuah seperti apa ia kehendaki dengan cara menarik batang atau daunnya. Dan seperti yang kita ketahui bahwa tanaman akan berbuah jika si tanaman memiliki potensi untuk berbuah serta telah sampai pada waktu berbuah. Sebagai seorang petani bertugas untuk menjaga tanaman itu dan memastikan tanaman itu akan berbuah dengan baik dan memastikan bahwa tanamannya terlindung dari hama penyakit yang dapat menyebabkan tanaman tidak tumbuh dengan sehat seperti apa yang petani harapkan, demi menjauhkan tanaman dari hama penyakit yang mengakibatkan tanaman tidak tumbuh dengan sehat maka petani harus senantiasa menyiram, menyemai, memberi pupuk dan memberi obat pembasmi hama pada tanaman itu.
Dari cara seorang petani merawat tanamannya sama halnya dengan seorang guru, , guru juga harus memastikan bahwa peserta didik dapat belajar dengan baik dan memahami setiap mata pelajaran yang ia terima di sekolah. Guru tidak dapat mengatur atau memaksa peserta didik agar siswanya jadi “itu” atau jadi “ini”. Peserta didik akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang yang sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan, membimbing agar peserta didik menemukan minat dan bakatnya sendiri yang sesuai dengan potensi yang dimiliki.[1]


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Peran guru sebagai pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing suatu perjalanan (Journey),  yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran suatu perjalanan itu. Istilah demikan bahwa perjalanan itu tidak hanya menyangkut soal fisik tetapi juga menyangkut soal perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing, seorang yang berprofesi sebagai guru juga diharuskan merumuskan tujuan yang hendak dituju dengan jelas, menetapkan waktu perjalanan yang akan ditempuh, menetapkan jalan mana yang akan ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan untuk menghindari kesalahan dalam perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkann dengan adanya kerja sama yang baik antra guru dan peserta didik, akan tetapi guru harus memberikan pengaruh utama dalam setiap aspek perjalanan yang akan di tempuh. Sebagai seorang pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang telah guru rencanakan  dan kelancaran saat dilaksanakannya.
Dari istilah tersebut, perjalanan merupakan suatu bentuk proses belajar, baik dalam kelas maupun diluar kelas yang masih mencakup tentang seluruh aspek kehidupan. Analogi (persamaan) dari perjalanan itu sendiri merupakan pengembangan setiap aspek yang terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap perjalanan pasti mempunyai tujuan yang hendak dituju, kecuali jika orang yang berjalan secara kebetulan dan telah memiliki tujuan yang pasti. Keinginan, kebutuhan, dan bahkan naluri manusia untuk menuntut adanya suatu tujuan. Suatu rencana yang telah dibuat, perjalanan dilaksanakan dan dari waktu ke waktu terdapatlah saat berhenti untuk melihat kebelakang serta mengukur sifat, arti, dan efektivitas perjalanan sampai tempat berhentian tadi.
Dapat disimpulkan dari ilustrasi di atas bahwa sebagai seorang pembimbing suatu perjalanan, seorang pendidik sangat memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanak empat hal berikut :
1.      Pertama: sebagai seorang pembimbing harus sudah merencanakan tujuan yang akan ditempuh dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Tugas sebagai seorang pendidik adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya, serta kompetensi apa yang peserta didik perlukan untuk dipelajari dalam mencapai tujuan. Sebagai seorang pendidik perlu merumuskan tujuannya dan memahami seluruh aspek perjalanan. Sebagai contoh, kualitas hidup seseorang sangat tergantung pada kemampuan membaca dan menyartakan pikiran-pikirannya secara jelas.
2.      Kedua, guru juga harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, dan yang paling penting adalah bahwa peserta didik melaksanakan  kegiatan pembelajaran tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat juga secacar psikologis. Dengan kata lain, peserta didik harus dibimbing untuk mendapatkan sebuah pengalaman, dan mampu membentuk kompetensi yang akan mengantarkan peserta didik mencapai tujuan seperti apa yang di harapkan. Dalam hal ini, setiap peserta didik harus belajar, untuk itu peserta didik di haruskan memiliki pengalaman dan kompetensi yang dapat menimbulkan kegiatan belajar.
3.      Ketiga, sebagai pendidik, pengajar yang baik, guru juga harus memaknai apa itu kegiatan belajar?. Hal ini mungkin merupakan tugas yang bisa dikatakan kategi tugas yang sukar tetapi sangat penting, Mengapa?, karena guru yang harus memberikan kehidupan dan arti terhadap kegiatan belajar. Bisa jadi pembelajaran direncanakan dengan, dilaksanakan secara tuntas, dan rinci penyampaiannya, tetapi kurang relevan, kurang hidup, kurang bermakna, kurang bermakna, kurang menantang rasa ingin tahum dan kurang imaginatif.
4.      Keempat, guru harsu melaksanakan penilaian. Dalam hal ini diharapkan guru mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a.       Bagaimana keadaan peserta didik dalam pembelajaran?
b.      Bagaimana peserta didik membentuk kompetensi?
c.       Bagaimana peserta didik mencapai tujuan?
d.      Jika berhasil, mengapa, dan jika tidak berthasil mengapa?
e.        Apa yang bisa dilakukan dimasa mendatang agar pembelajaran menjadi sebuah perjalanan yang lebih baik?
f.        Apakah peserta didik dilibitkan dalam menilai kemajuan dan keberhasilan, dengan demikian mereka dapat mengarahkan dirinya (self-directing)?
Seluruh aspek pertanyaan tersebut adalah merupakan suatu kegiatan penilaian yang harus dilakukan oleh guru terhadap peserta didik paada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, yang hasilnya akan sangat bermanfaat terutama untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.[2]


BAB III
PENUTUP

Orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik dan bertannggung jawab atas  segala sikap peserta didik pada saat di sekolah adalah guru sebagai pendidik. Dengan demikian guru diharpaka  dapat membimbing peserta didik agar menjadi orang yang cakap dan bersasusila, beguna bagi semua orang untuk masa depan nya. Tugas guru sebagai pembimbing untuk membimbing peserta didik untuk menjadi orang yang sukses dan membantu menemukan minat dan bakat peserta didik agar dapat dicapai dan mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan peserta didik.
Seorang guru tidak dapat memaksakan muridnya untuk menjadi apa yang pendidik inginkan, namun biarkan peserta didik menentukan jalan kedepannya.



[1]https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/10/17/peran-guru-sebagai-pembimbing/
[2] Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008,hlm.40-42


Oleh : Nur Hurin In
PAI UM Surabaya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kedudukan dan Peran Guru Sebagai Pembimbing"

Post a Comment