Konsep Pendidikan Pra Natal Pada Masa Kehamilan

Apakah janain dalam kandungan bisa menerima pendidikan?
Berdasarkan penulusuran dari Kitab suci Al-Qur’an dan kumpulan Hadits Rasulullah maka ditemukan beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadis yang membahas tentang pendidikan dalam kandungan, antara lain: surat Al-A`raf: 172, yang berbunyi:

وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ١٧٢
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap nyawa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (KeEsaan Tuhan)".(QS. Al-A`raf: 172).

Inilah dalil Al-Qur`an yang menunjukkan bahwa anak pranatal sudah siap dididik. Karena, ia sendiri sudah hidup berkat nyawa yang memberi kehidupan kepadanya. Nyawa (ruh?) itulah yang sesungguhnya responsif, dengan mengikutsertakan janin yang ditempatinya, terhadap segala rangsangan dari lingkungannya lebih-lebih terhadap rangsangan-rangsangan yang disusun secara sistematik peadagogis yang dengan sengaja ditujukan kepadanya. 

Setelah manusia diciptakan oleh Allah, maka tentunya Allah menciptakan manusia itu untuk mengabdi kepada-Nya. Untuk itu Ia memerintahkan supaya manusia itu beribadat kepada-Nya.
Agar seorang anak menjadi taat beribadah dan menjalankan segala perintah Allah, maka pendidikan agama dalam keluarga bagi anak prenatal menjadi sangat urgen. Hal ini amat penting diperhatikan, karena pendidikan agama bagi anak prenatal akan mendasari pendidikan agama anak itu setelah lahir.
Perkembangan manusia sejak dalam kandungan sesungguhnya dalam Al-Qur`an sangatlah diperhatikan. Mulai perkembangan sejak janin (embrio) dalam perut ibunya, perkembangan setelah kelahiran (pasca natal), dan perkembangan indra anak.

Dalam Al-Qur`an surat Al-Mu`minun: 12-14, dijelaskan sebagai berikut:
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ١٢ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ نُطۡفَةٗ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ١٣ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةٗ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةٗ فَخَلَقۡنَا  ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَٰمٗا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ١٤

Artinya:  "Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Sesungguhnya Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang Paling Baik". (QS. Al-Mukminun : 40). (Depag RI, 1992 : 527).

Dalam ayat tersebut di atas, Al-Qur`an secara rinci mengemukakan berbagai fase perkembangan janin dalam rahim, sejak permulaan kehamilan ketika salah satu sel sperma yang membuahi ovum sang ibu yang telah matang. Dan pembuahan itu terbentuklah apa yang disebut dengan benih, atau apa yang oleh Al-Qur`an disebut "nutfah" (air mani). Kemudian ovum yang  telah dibuahi menjadi banyak dengan cara pembelahan. Jumlah sel-selnya pun semakin bertambah. Namun pada dua minggu pertama, perubahan yang terjadi belum begitu terasa. Pada ketika itulah terbentuk apa yang oleh Al-Qur`an disebut sebagai "alaqah" (segumpal darah) (Notowidagdo, 1991 : 32). Sedangkan dalam (QS. Az-Zumar/39 : 6) disebutkan juga sebagai berikut : "…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan …" (QS. Az-Zumar/39 : 6).

Menurut para ahli tafsir klasik, tiga kegelapan yang dikemukakan Al-Qur`an di atas, ialah kegelapan perut, kegelapan rahim, kegelapan plasenta. Sedangkan menurut tafsir-tafsir modern, maksud tegas kegelapan tersebut ialah : ovarium, tuba fallopi, dan rahim.

Dari uraian fase perkembangan yang dikemukakan Al-Qur’an di atas, menunjukkan betapa Islam memperhatikan mengenai urgensi pendidikan prenatal. Sebab, sebagian besar proses pertumbuhan janin tersebut sangat bergantung pada kondisi internal sang ibu, yaitu kondisi fisik dan psikhisnya. Ibu dan janin/bakal anak itu merupakan satu unitas organics yang tunggal. Semua kebutuhan dari ibu dan bakal anak, dicukupi melalui proses fisiologis yang sama. Substansi fisi dari ibu mengalir pula ke dalam jasad janinnya.

Unitas itu tidak hanya meliputi proses-proses kehidupan yang positif saja, akan tetapi juga menyangkut segi-segi destruktif. Tegasnya, kesejahteraan ibu, baik yang jasmaniah maupun yang rokhaniah, akan melimpahkan kesejahteraan bagi janinnya. Dan gangguan-gangguan pada diri ibu, baik yang bersifat fisik maupun psikhis (misalnya suatu penyakit yang parah atau gangguan emosional yang serius), akan mengganggu pula kondisi janinnya.

Beberapa hasil penelitian yang dilakukan  menunjukkan bahwa pemberian pendidikan pra lahir menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian F.Rene Van de Carr dkk, yang dilaksanakan di Bangkok menemukan hasil bahwa: pendidikan pra natal mempercepat mahir bicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menoleh kearah orang tuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa. Disamping itu penelitian tersebut juga menghasilkan temuan bahwa:
  1. Tampaknya ada suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai pada sekitar usia lima bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga dua tahun ketika stimulasi otak dan latihan-latihan intelektual dapat meningkatkan kemampuan bayi.
  2. Stimulasi pra lahir dapat membantu mengembangkan orientasi dan keefektifan bayi dalam mengatasi dunia luar setelah ia dilahirkan.
  3. Bayi-bayi yang mendapatkan stimulasi pralahir dapat lebih mampu mengontrol gerakan-gerakan mereka. Selain itu mereka juga lebih siap menjelajahi dan mempelajari lingkungan setelah lahir.
  4. Para orang tua yang telah berpartisifasi dalam  program pendidikan pra lahir menggambarkan anaknya
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak dapat  dididik/ diberi stimulus ketika masih dalam kandungan. Anak bisa menerima pendidikan sejak dari dalam kandungan juga didasarkan pada perkembangan bayi di dalam kandungan. Riyanti Aprilliawati menjelaskan fase-fase perkembangan bayi dalam kandungan sebagai berikut:
  • Minggu ke 1 dimana merupakan minggu terakhir sebelum kehamilan, pendarahan terakhir sebelum kehamilan. Pendarahan terjadi dan hormon-hormon tubuh pun tengah mempersiapkan sel telur untuk dilepaskan.
  • Minggu ke 2, uterus (dinding rahim) menebal dan mempersiapkan tahap ovulasi.
  • Minggu ke 3, masa ovulasi (pelepasan telur). Kehamilan mulai terjadi saat sperma dari laki-laki bertemu dengan sel telur di tuba falopi. Pembuahan memerlukan 4 hari. Setelah telur dibuahi maka dinamakan zygot.
  • Minggu ke 4, yaitu saat zygot menemukan tempat di dalam rahim.
  • Minggu ke 5, bayi sudah mempunyai detak jantung sendiri, plasenta dan tali pusat sudah bekerja sepenuhnya. Vasikel-vasikel otak primer mulai terbentuk dan system mulai berkembang.
  • Minggu ke 6, Embrio terlihat seperti berudu. Bayi sudah dapat dikenali kepala, ekor, tangan dan anggota badan yang masih dalam tunas. Pada minggu ini merupakan pembentukan awal dari hati, pankerias, paru-paru kelenjar tiroid dan jantung.
  • Minggu ke 7, jantung sudah terbentuk lengkap, saraf dan otot bekerja bersamaan untuk pertama kalinya. Bayipun mempunyai reflek dan bergerak spontan. Pada akhir minggu ke 7 ini otak akan terbentuk lengkap.
  • Minggu ke 8, embrio sudah berukuran panjang sekitar 25 -30 mm, lengan dan kaki sudah terbagi menjadi komponen paha, kaki, tangan, lengan, bahu. Telinga luar sudah terbentuk. Jaringan saraf di otak sudah berhubungan dengan lobi penciuman di otak.
  • Minggu ke 9, pada minggu ini perut dan rongga dada sudah terpisah dan otot mata dan bibir atas terbentuk 
  • Minggu ke 10, tulang sudah menggantikan kartilago, Diagpragma memisahkan jantung dan paru-paru dari perut. Otot leher terbentuk.  Otak berkembang cepat dalam bulan terakhir ini sehingga proporsi kepala lebih besar dari tubuh.
  • Minggu ke 11, organ sek luar sudah terbentuk, juga folikel-folikel rambut dan gigi terbentuk
  • Minggu ke 12, Semua organ vital bayi sudah terbentuk. Dengan signal dari otak, otot akan merespon dan bayi sudah terbentuk.
  • Minggu ke 13, trakea, paru-paru, perut, hati, pancreas, dan usus berkembang ke fungsi terakhir. Pita suara mulai terbentuk, tunas gigi muncul. 
  • Minggu ke 14, organ sek sudah dapat dibedakan, bayi sudah siap memberi respon terhadap dunia luar rahim ibunya. Bayi mungkin akan bergerak bila kita mengusap perut ibunya.
  • Minggu ke 15, bayi mulai dapat mendengar anda, mendengarkan denyut jantung anda. Bayi sudah mempunyai rambut di kepala, juga bulu mata dan alis.
  • Minggu ke 16, Otot bayi sudah berkembang dan menjadi kuat. Pada minggu ini jika sinar terang diletakkan di perut ibunya bayi akan menggerakkan tangan dan matanya. 
  • Minggu ke 17, Bayi akan bergerak-gerak, kulit bayi berkembang dan transparan.Terlihat merah karena pembuluh darah masih terlihat jelas.
  • Minggu ke 18, Bayi sudah dapat mendengar suara dari tubuh anda. Bayi akan bergerak atau melompat ketka mendengar suara keras. Otot bayi sudah dapat berkontraksi dan relaks, bayi sudah menendang atau meninju.
  • Minggu ke 19, Bayi sudah berukuran 23 cm.
  • Minggu ke 20,Otot bayi semakin kuat dan ia akan bergerak sekitar 200 kali sehari
  • Minggu ke 21,Bayi sudah sadar akan lingkungannya dan ia akan merasa lebih tenang ketika mendengar suara dan  sentuhan anda di perut.
  • Minggu ke 23, Ukuran kepala sudah sesuai dengan tubuhnya. Pertumbuhan otaknya sangat cepat.
  • Minggu ke 24, Pendengaran bayi sudah terbentuk sempurna, bayi akan bergerak dengan suara music dari luar. Bayi mulai membentuk pola kapan saat tidur dan kapan saat bangun.
  • Minggu ke 25, Bayi mulai berlatih bernapas dengan menghirup dan menghembuskan cairan amnion.
  • Minggu ke 26, Bayi sudah mempunyai lemak di bawah kulit yang akan membantu mengontrol suhu tubuhnya pada saat lahir. Panjang bayi sekitar 28-32 cm.
  • Minggu ke 27, Mata bayi sudah terbuka dan mampu melihat sekelilingnya untuk pertama kali. 
  • Minggu ke 28, Pada bayi laki-laki testis akan turun ke kantong skrotum.
  • Minggu ke 29, Posisi bayi dengan kepala ke bawah. Jaringan lemak terus terbentuk.
  • Minggu ke 30, Bayi mengisi hampir seluruh ruang rahim, otak berkembang sangat cepat.
  • Minggu ke 31,badan dengan dengkul dilipat, dagu di dadanya dan tangan dan kaki saling bersilang.
  • Minggu ke 32,  Bayi berada dalam posisi kepala di bawah sampai lahir  
  • Minggu ke 33, Seluruh rambut bayi telah tumbuh.
  • Minggu ke 34, Terjadi pertumbuhan yang pesat pada otak. Bayi memberi respon terhadap suara yang familiar
  • Minggu ke 35, Bayi terus menambah cadangan lemak kulitnya, kepalanya sudah mulai memasuki panggul
  • Minggu ke 36, Mulai dari minggu ini bayi sudah mempunyai ukuran dari kematangan yang siap untuk lahir.
Islam juga menggambarkan tahapan perkembangan bayi sebagaimana yang di sabdakan Rasulullah saw.
حَدَثَنَا اْلحَسَنُ بْنُ الرَّ بِيْعَ حَدَ ثَنَا الا حوص عن الاعمش عن زيد بن وهب قال عبد الله  حد ثنا رسول الله ص الله  عليه و سلم وهو الصادق المصدوق قال ان احدكم  يجم خلقه في بطن امه اربعين يوما ثم يكون علقة مثل ذلك ثم يكون مضغة  مثل ذلك ثم يبعث الله ملكا فيومر باربع كلمات ويقال له اكتب عمله ورزقه واجله وشقي او سعيد ثم ينفخ فيه الروح

Artinya: Sesungguhnya seseorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam  rahim ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi ‘alaqah seperti itu kemudian menjadi mudghah seperti itu, kemudian Allah mengutus seorang Malaikat yang diperintahkan mencatat empat kalimat, Allah berfirman kepadanya: catatlah amalnya, rizkinya, ajalnya, sengsara atau bahagia, kemudian ditiupkan ruh kepadanya.

Hadits di atas banyak yang meriwayatkan diantaranya Muslim dalam kitab al-Qadar, bab kaifiyah khalq al-adami fi bathni ummi, nomor 264. Al Qur’an sebagai sumber dari norma-norma Islam juga banyak mengemukakan tentang proses terbentuknya manusia. Diantaranya terdapat dalam Surah al Hajj: ayat 5 yang artinya: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Ayat al Qur’an dan Hadits diatas menegaskan rincian proses terjadinya manusia, yang dimulai dari air sperma yang bercampur dengan sel telur kemudian menjadi mudgah, kemudian menjadi ‘alaqah. Sedangkan penjelasan lebih detil tentang proses terbentuknya manusia dalam rahim telah tergambar dengan jelas seperti di uraikan menurut pendapat Riyanti Apriliawati.   
Terhadap pertanyaan dapatkah bayi dalam kandungan dididik maka Hadits di atas menjelaskan bahwa pada usia kehamilan 120 hari ( 4 bulan ) Allah meniupkan roh kedalam jasad bayi yang masih dalam kandungan ibunya. Bila dihubungkan dengan fase-fase perkembangan pisik bayi  seperti tersebut di atas maka janin bayi sudah memiliki organ tubuh yang lengkap bahkan pada bulan ke 3 atau minggu ke 12. Pada minggu ke  15 bayi sudah mampu mendengar. Oleh karena itu pada saat itu bayi benar-benar sudah menjadi manusia yang sempurna sehingga dengan berfungsinya alat pendengaran maka bayi sudah mampu merespon sitimulus yang datang dari luar, bayi akan bergerak dengan suara musik dari luar hingga pada minggu ke 24 kehamilan ( 6 bulan) bayi.

Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa anak dapat didik ketika masih dalam kandungan dan pendidikan itu sudah bisa dilaksanakan ketika bayi di kandungan berusia 15 minggu. Pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan yang didalamnya terjadi interaksi anak sebagai manusia yang sempurna dengan orang yang berada disekitar anak yang masih dalam kandungan. Akan tetapi pendidikan tidak langsung dalam arti kondisi psikologis kedua orang tua dapat mempengaruhi calon bayi yang akan dilahirkan oleh seorang ibu dapat saja terjadi. Pentingnya penciptaan kondisi psikologis yang baik pada saat ingin memulai melakukan hubungan suami isteri. Rasulullah menganjurkan agar sebelum berhubungan intim hendaklah membaca doa sebagaimana yang disabdakanNya:
           حدثنا موسى بن إسما عيل حدثن همام عن منصور عن سالمبن أبي الجعد عن كريب عن إبن عباس رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه قال أما إن أحدكم إذا أتى أهله وقال بسم الله اللهم جنبنا الشيطان وجنب السيطان ما رزقتنا فرزقا ولدا لم يضره السيظان
Artinya: Bahwa sesungguhnya jika diantara kalian mendatangi keluarganya  dan berkata: Dengan nama Allah Ya Allah jauhkan dari kami syaitan dan jauhkan syaitan  dari apa yang engkau rezkikan  kepada kami, maka keduanya akan dianugerahi anak yang tidak dicelakakan oleh syaitan.(HR. Bukhori no. 6388, Muslim no. 1434)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Konsep Pendidikan Pra Natal Pada Masa Kehamilan"

Post a Comment