Kedudukan dan Peran Guru Sebagai Pelatih
BAB I
PENDAHULUAN
Guru
menurut UU nomor 14 tahun 2015 adalah pendidik profesional dengan utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru
sebagai pendidik memiliki tugas untuk mengembangkan kepribadian dan membina
peserta didik sehingga memilki anak yang berbudi pekerti yang luhur. Dimana
pendidik harus siap menjadi panutan peserta didiknya.
Guru
sebagai pengajar yaitu memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa, memberikan
pedoman, merancang, ikut serta melaksanakan, serta mengevaluasi hasil
pembelajaran.
Guru
sebagai pembimbing istilah lainnya yakni mengarahkan peserta didik berdasarkan
pengalaman dan pengetahuannya. Merencanakan tujuan dan mengidentifikasi
kompetensi yang hendak dicapai, memastikan peserta didik mengikuti pelajaran
dengan baik. Dan guru melaksanakan penilaian.
Guru
sebagai pelatih yakni menuntut guru sebagai pelatih, memerlukan keterampilan
karna tanpa latihan bagaimana bisa tercapai kompetensi dasar dan tidak akan
mampu menguasai keterampilan yang dikembangkan sesuai materi standar. Salah
satunya terampil dalam menyiapkan bahan pelajaran, terampil menyusun satuan
pelajaran, terampil menyampaikan ilmu pada murid.
Guru
sebagai penilai yaitu guru melakukan penilaian terhadap proses belajar guna
mengukur belajar siswa. Melaksanakan penilaian, mengadakan remedial dan
pengayaan.
Dengan
adanya peran guru sebagai pelatih, pemakalah akan membahas lebih jauh lagi
mengenai peran guru sebagai pelatih.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Guru
Pendidikan adalah suatu
hal sudah tidak asing lagi ditelinga semua orang tidak mungkin pisah dalam
hidup dan kehidupan manusia. Karena salah satu peran guru mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Apapun profesinya akan sepakat dengan hal ini.
Guru merupakan sosok yang menjadi bagian terpenting dalam bidang pendidikan.
Guru merupakan subyek yang menjadi fokus di bidang pendidikan. Guru merupakan unsur utama dalam keseluruhan
proses pendidikan. Semua kebijakan dan program tak lepas dari peran guru itu
sendiri. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan
pada siswa.
B.
Kepelatihan
Kepelatihan lebih
memerhatikan perkembangan kemampuan jangka panjang daripada penyelesaian secara
cepat atau pemahaman temporer. Kita mendefinisikan pelatih sebagai orang-orang
yang memberikan inspirasi, tuntunan, latihan serta peragaan, dan mereka yang
meningkatkan kemampuan pihak lain melalui motivasi dan dukungan (Longenecker
& Pinkel, 1997). Tujuan para guru yang meltih ialah membantu para siswa
untuk :
a. Menemukan kekuatan dari dalam diri dan
hasrat agar menumbuhkan kepantasan diri dan identitas diri.
b. Punya suara dalam pembelajaran mereka dan
bernegosiasi secara kolektif dengan guru untuk menciptakan maksud dan tujuan,
c. Terlibat dengan penuh gairah dalam
pembicaraan untuk meningkatkan daya ingat dan motivasi yang utuh dalam belajar,
dan
d. Menggunakan bakat terpendam mereka untuk
membawa usaha mereka kepada tingkat pencapaian beasiswa tertinggi.
Untuk
memahami kepelatihan secara lebih baik, kita dapat membandingkannya dengan
profesi lain. Menurut Coach People
Training (2003), kepelatihan bersifat multi disiplin dan membantu setiap
individu mencapai tindakan efektif dengan berfokus pada masa sekarang.
C.
Guru
Sebagai Pelatih
Teknik-teknik untuk
membantu siswa memecahkan masalah dan untuk melatih siswa dalam metode
penyelidikan dalam penelitian, yang membantu siswa membuka detil-detil dan
perspektif-perspektif yang beragam serta memacu mereka untuk membuat penilaian
kritis mereka sendiri. Teknik-teknik yang dibahas ini memfasilitasi proses
pembelajaran, memberikan motivasi secara konstan, dan membantu siswa untuk
fokus pada apa yang diperoleh dengan mengungkap bahan pelajaran.Pertanyaan-pertanyaan
yang spesifik dan berdasarkan bahan pelajaran mendukung studi mendalam yang
intensif dan menawarkan pemikiran yang berada pada tingkatan yang lebih tinggi
sambil menantang asumsi-asumsi dasar dan pemahaman-pemahaman yang sudah
ketinggalan zaman. Kepelatihan yang dikombinasikan dengan keterampilan
mendengarkan secara konstektual mendorong cara berpikir yang kreatif,
keterampilan memecahkan masalah, dan pertikaran ide-ide yang aktif. Metode
bertanya yang digunakan dalam pelatihan juga membantu mengungkapkan hal-hal
yang menghambat perkembangan siswa menuju tingkat yang lebih tinggi.
Bagi pendidik, tujuan
pertama dan yang utama adalah menciptakan situasi yang realistis dimana para
siswa dapat hadir di hadapan teman-teman mereka dan menilai diri mereka sendiri
maupun orang lain. Dalam konteks seperti ini, tujuan yang kedua adalah
mendorong kemampuan membaca dan menulis melampaui wilayah bahan ajar dan materi
pelajaran yang perlu disampaikan. Para pendidik harus memberikan sarana dan
dana kepada para siswa untuk membuat bahan pelajaran menjadi hidup. Tujuan
ketiga adalah menggunakan strategi-strategi untuk mendapatkan pengalaman,
melakukan diskusi, debat, ataupun simulasi.
Metode kepelatihan
dirancang untuk menciptakan lingkungan yang bersifat partisipatif bagi para
siswa. Siswa ditantang untuk menggali bahan pelajaran lebih dalam karena mereka
diminta untuk menggunakan informasi tersebut secara publik dan mempresentasikan
hasil kerja mereka kepada rekan-rekannta dibanding sekedar menghafal informasi
untuk menghadapi ujian. Pelajaran yang berpusat pada pengalaman membantu siswa
mengembangkan potensi mereka dengan cara menekankan bahan pelajaran, proses,
dan produksinya dan dengan mendorong siswa untuk menggunakan cara-cara belajar
dan penilaian sebanyak yang diperlukan untuk meningkatkan bakat mereka. Pelatih
sebagai motivator mengembangkan relasi saling percaya, berdasarkan pada rasa
aman dalam suatu lingkungan yang bebas dari risiko, dan guru perlu menawarkan
tugas-tugas yang menantang secara intelektual, tetapi tidak sampai terlalu
sulit. Tujuan utama pelatih ialah memotivasi para siswa melalui tuntunan dan
aktivitas, kemudian memunculkan motivasi inhern dalam rasa ingin tahu yang
alamiah yang dimiliki para siswa. Ketika para guru berfungsi sebagai pelatih,
para siswa beralih dari menulis laporan hanya untuk pandangan mata guru menuju
proses mempersiapkan proyek, esai berisi opini, atau perspektif untuk digunakan
dalam simulasi kehidupan nyata, diskusi-diskusi, atau bahkan debat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Begitu
banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat
dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas
mulia tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi
calon guru.
Proses
Pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual
maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Karena
tanpa latihan tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, dan
tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan
materi standar. Sebagai pelatih, guru memberikan peluang yang sebesar-besarnya
bagi peserta didik untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri
sebagai latihan untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
Oleh : Annisa Nurul Jannah
Thank youu
ReplyDelete