Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dalam Pembelajaran Membaca interpretatif di Sekolah Dasar (SD)
Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dalam Pembelajaran Membaca interpretatif di Sekolah Dasar (SD). -- Pembelajaran membaca di sekolah
dasar (SD) merupakan bagian yang integral
dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran membaca sebagai bagian dari
empat keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan membaca, menulis,
menyimak, dan berbicara. Pembelajaran membaca di SD dapat digolongkan dalam
pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas 1,2, dan 3, dan
pembelajaran membaca dan menulis lanjut
untuk kelas 4,5, dan 6 (Depdikbud, 1994). Pembelajaran membaca permulaan lebih
ditekankan pada pengembangan kemampuan
dasar, yaitu menuntut
siswa “menyuarakan”
kalimat-kalimat yang disajikan dalam bentuk tulisan, sedangkan pembelajaran
membaca lanjut diberikan setelah
siswa memiliki kemampuan dasar membaca
yang diperoleh di
kelas 1, 2,
dan 3 dengan
tujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan
menginterpretasi wacana yang dibaca.
Pembelajaran membaca interpretatif mencakup kegiatan menginterpretasi,
menganalisis, dan menyimpulkan bacaan. Pembaca menginterpretasi isi bacaan
dengan cara mencari hubungan sebab-akibat yang dinyatakan secara tidak langsung dari
teks, mengemukakan alasan dan
tujuan pengarang, serta menyimpulkan isi bacaan berdasarkan skemata yang
dimiliki pembaca.
Dalam menginterpretasi teks
bacaan, pembaca melibatkan pengetahuan yang dimiliki dengan informasi yang ada
dalam bacaan agar bacaan dapat dipahami.
Pembaca mengaitkan skemata
yang dimiliki dengan
teks bacaan. Dengan demikian,
skemata dapat dikatakan
berupa struktur pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dan
digunakan oleh pembaca ketika memahami bacaan.
Konsep-konsep yang dipelajari
pembaca (siswa) melalui kegiatan membaca
interpretatif lebih bermakna
apabila siswa mendapat masukan dan balikan
dari orang lain seperti guru dan teman sekelas daripada dipelajari sendiri oleh siswa. Siswa belajar berinteraksi dengan orang
lain dan teman sebaya yang lebih mampu melalui cooperative
learning.
Cooperative learning memberi kesempatan
kepada siswa berinteraksi dengan siswa lainnya untuk memahami kebermaknaan isi pelajaran dan bekerja sama
secara aktif dalam
menyelesaikan tugas (Stone,
1990). Dalam pembelajaran membaca
interpretatif siswa berinteraksi dengan teman sebaya dalam menginterpretasi, menganalisis,
dan menyimpulkan bacaan
dalam kelompok kecil.
Pemahaman isi
bacaan yang berfokus
pada penemuan pikiran
pokok setiap paragraf, tujuan dan alasan pengarang, dan penyimpulan isi
bacaan terabaikan oleh guru di SD terteliti. Penemuan pikiran pokok setiap paragraf, tujuan dan alasan pengarang,
dan penyimpulan isi bacaan bagian dari pemahaman membaca interpretatif.
Pemahaman isi bacaan terfokus pada pertanyaan yang tersedia
di buku bacaan
yang lebih menekankan pada
jawaban yang mengeksplorasi
pemahaman literal. Sedangkan pemahaman interpretative diabaikan.
Berdasarkan masalah pembelajaran
membaca pemahaman di SD terteliti yang
dikemukakan di atas perlu diadakan pembenahan atau penyelesaian masalah.
Peneliti dan praktisi bersepakat untuk membenahi atau menyelesaikan
pembelajaran membaca pemahaman di SD
terteliti dengan mengimplementasikan pendekatan cooperative learning
agar pembelajaran membaca interpretatif lebih efektif.
0 Response to "Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dalam Pembelajaran Membaca interpretatif di Sekolah Dasar (SD)"
Post a Comment