Review Buku : PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PESANTREN
A.
Pendidikan Karakter Sebagai Solusi Menghadapi Krisis
Di
dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW, diutus ke muka bumi sebagai
uswah hasanah (contoh yang baik) (QS Al-Ahzab: 33:21). Dari ayat tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa orang yang mempunyai akhlak yang baik(karakter yang
baik) dapat dijadikan sebagai uswah hasana (teladan yang baik).
Di
dalam upaya mencetak SDM berkualitas dan berkarakter, harus ada sinergitas
antara keluarga,sekolah,dan masyarakat, karena karakter berawal dari sebuah
kebiasaan. Sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam pembentukan
karakter selain di keluarga dan masyarakat. Melalui sekolah proses penanaman
nilai karakter siswa akan diaplikasikan baik melalui kegiatan belajar mengajar,
budaya sekolah, maupun kegiatan pengembangan diri.
Permasalahan
bangsa sudah cukup kompleks. Dekedensi moral pelajar seperti penyalahgunaan
narkoba, meningkatnya penderita HIV-AIDS, tawuran antar pelajar, mencontek
ketika ujian,dll. Fenomena-fenomena ini menunjukkan bahwa karakter dan moral
bangsa Indonesia sudah mengalami dekadensi dan rusak, sehingga langkah-langkah
antisipatif harus diambil untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif. Salah
satunya dengan menggaungkan kembali “Pendidikan Karakter”.
Pendidikan
Karakter telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan pada Hari Pendidikan
Nasional pada tanggal 2 Mei 2011,sebagai upaya perwujudan amanat Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 dengan dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
yang berkembang saat ini,seperti: belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila,
bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan memudarnya
kesadaran terhadap nilai kebudayaan bangsa. Untuk mendukung perwujudan
cita-cita pembangunan karakter tersebut, pemerintah menjadikan pendidikan
karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional.
B.
Karakteristik Pendidikan Karakter
Secara
etimologis, kata karakter berasal dari bahasa Yunani Charrasein berarti membuat tajam, membuat dalam. Sedang dalam kamus
Inggris karakter berasal dari kata character
yang berarti watak, karakter atau sifat (Ecchols dan Shadily, 1995:5). Dalam
Kamus Bahasa Indonesia“Karakter” diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan,
akhlak/budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain.
Pendidikan
karakter memiliki makna lebih tinggi dari pendidikan moral,karena pendidikan
karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah benar-salah,tetapi bagaimana
menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-hal yang baik dalam kehidupan,
sehingga peserta didik memiliki kesadaran, dan pemahaman yang tinggi serta
kepedulian dan komitmen untuk menerapkan kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karakter adalah sifat alami seseorang
dalam merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata
melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain,
dan nilai-nilai karakter mulia lainnya. Dalam konteks pemikiran Islam, karakter
berkaitan dengan iman dan ihsan. Dari beberapa definisi diatas, ditarik suatu
kesimpulan bahwa, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation)
tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi faham (kognitif) tentang
mana yang benar dan salah, yang baik dan buruk, mampu merasakan (afektif) nilai
yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain pendidikan
karakter yang baik bukan hanya melibatkan aspek pengetahuan yang baik (moral
knowing), akan tetapi juga merasakan yang baik (moral feeling) dan perilaku
yang baik (moral action).
C.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter pada
intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriot, berkembang dinamis,
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila (Balitbang Kemendiknas,
2011:2).
Adapun tujuan pendidikan
karakter dalam setting sekolah adalah untuk menguatkan dan mengembangkan
nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi
kepribadian peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

D. Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pesantren
a.
Jiwa Keikhlasan
Ikhlas satu kata yang mudah diucapkan tetapi sulit
ditanam di hati (sepi ing pamrih).
b.
Jiwa Kesederhanaan
Maksudnya bukan berarti pasif/pasrah, tetapi
mengandung kekuatan dan ketabahan dalam diri, penguasaan diri dalam menghadapi
segala kesulitan.
c.
Jiwa Berdikari (Berdiri di atas kaki sendiri)
Maksudnya kesanggupan menolong diri sendiri yang mana
dapat melatih kemandirian kita.
d.
Jiwa Ukhuwah Islamiyah / Jiwa Ukhuwah Diniyyah
Maksudnya memupuk rasa persaudaraan dan terus
bersilaturahmi.
e.
Jiwa Kebebasan
Bebas disini yaitu bebas berfikir, dan berbuat, bebas
dalam menentukan jalan hidupnya di masyarakat kelak.
E.
Proses Penanaman Karakter Berbasis Nilai-nilai Pesantren
Penanaman karakter berbasis pesantren diantaranya
dengan cara pembiasaan, penugasan, dan penerapan. Yang mana selama 24 jam santri
diberikan tanggung jawab atau disiplin–disiplin baik fisik maupun mental
sehingga membentuk pribadi–pribadi yang bertanggung jawab, tangguh dan disiplin.
Penulis : Abdullah Hamid, M.Pd
Judul : Pendidikan Karakter Berbasis
Pesantren,
0 Response to "Review Buku : PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PESANTREN"
Post a Comment