Makna Dasar Penelitian Secara Umum

Penelitian secara akademik merupakan kegiatan ilmiah, sebagai realisasi dari tri dharma perguruan tinggi. Pada kenyataannya realisasi tri dharma perguruan tinggi cenderung didominasi oleh kegiatan pendidikanmelalui tatap muka, ketika seorang dosen berhadapan dengan mahasiswanya, dibatasi dinding ruang kampus. Bahkan lebih ironis lagi ketika seorang dosen merasa dirinya sebagai “superman” dalam bidang ilmu yang ditekuni, sehingga tidak banyak memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk melakukan kegiatan pengabdian dan penelitian. Mahasiswa tetap dianggap sebagai obyek ilmu , dan dosen super terus memaksakan “kebenaran” menurut dirinya, mendikte para mahasiswanya untuk menerima tanpa “kritis” semua informasi yang diberikan. Padahal dalam dunia perguruan tinggi,seorang dosen idealnya hanyalah “pembuka kunci ilmu”, agar pintu ilmu pengetahuan terbuka lebar untuk dimasuki, ditelusuri, didalami, dikembangkan dan didiskusikan oleh para mahasiswa, melalui penelitian dan pengabdian. Dosenyang baik akan memberikan kesempatan kepada para mahasiswanya untuk berkeliaran menelusuri dunia ilmu, melakukan penelitian dan pengabdian, setelah pintunya terbuka lewat “kunci ilmu” yang diberikan dalam tatap muka.

Makna Penelitian
Selama ini kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di beberapa perguruan tinggi, masih ternatas pada “seremoni” kuliah kerja nyata, untuk memenuhi tuntutan kebutuhan aademik formal, mengejar nilai tugas akhir dan legalitas penyelesaian stadi. Belum banyak perguruan tinggi yang memberi kesempatan kepada para dosen dan mahasiswanya, untuk melakukan penelitian dan pengabdian sebagai suatu “need” (kebutuhan) esenisal , selaras dengan pesan tersirat dari tri dharma perguruan tinggi. Keterbatasan kesempatan, keterbatasan waktu, keterbatasan biaya dan kemampuan diri karena tidak terbiasa menjadi salah satu penyakit yang bisa menghambat penelitian. Penelitian mengandung makna penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, seringkali terabaikan oleh kendala-kendala teknis dan kebijakan birokrasi perguruan tinggi. Apalagi jika kegiatan penelitian selalu diidentikkan dengan kegiatan proyek, maka urgensi penelitian menjadi sirna.
Baca Juga : Filsafat Penelitian Dalam Bingkai Agama

Penelitian sesungguhnya murapakan kegiatan bermakna, untuk menggali dan mengkaji sumber informasi agar mendapatkan kebenaran hakiki dari suatu gejala atau peristiwa yang terjadi. Cek dan ricek dalam bahasa masyarakat, adalah salah satu wujud penelitian sederhana yang sangat penting dan diperlukan, ketika kita mendengar dan mendapat suatu informasi yang kita sendiri ragu akan kebenarannya. Untuk membuktikan apakah informasi tersebut benar atau dusta, maka kita harus melakukan penelitian agar ditemukan kenyataan yang benar sesuai dengan fakta di lapangan. Kegiatan penelitian yang identic dengan cek dan ricek ini dilakukan, untuk menghindari fitnah yang bisa menumbulkan kesalahfahaman dan merusak integritas social dalam kehidupan masyarakat. Itu sebabnya Al-Qur’an mengajarkan kita untuk melakukan penelitian (tabayyun), jika kita menerima informasi dari siapapun, apalagi jika kita tahu bahwa informan diragukan kredibilitasnya (fasiq).

Firman Allah swt :

يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبأ فتبينوا

Hai orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasiq membawa berita (kabar atau informasi) maka telitilah……

Ayat ini mengandung perintah kepada kita yang tergolong orang beriman agar melakukan penelitian, cek dan ricek, seleksi dan koreksi kritis sebagai langkah filterisasi. Penelitian dalam hal ini bermakna sebagai manidestasi tindakan berhati – hati dan waspada terhadap informasi yang kita terima. Terlebih dalam konteks masa kini, ketika sumber informasi semakin simpang siur melalui berbagai media, pesan iklan dan tontonan lewat layar televise atau berita surat kabar yang sangat bervariasi. Derasnya arus informasi yang tak terkendali di dalamnya mengandung infiltrasi politik, social dan budaya dari berbagai negeri sekaligus tantangan bagi kalangan ilmuwan dan cendekiawan muslim, termasuk didalamnya para sarjana social islam, dakwah komunikasi dan pendidikan. Juru dakwah dan pendidik bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan ajaran islam yang benar, sesuai hasil kajian penelitiannya agar dapat membendung arus informasi yang keliru dan bisa menimbulkan kerusakan social dan moral di tengah masyarak yang terus berkembang. Rasa tanggung jawab akademik dimanifestasikan dalam penelitian dan pengabdian.

Akibat informasi yang bias apalagi tidak jelas “sanad dan matannya” telah banyak menimbulkan kesalahfahaman di kalangan kelompok umat islam yangmelahirkan tindakan anarkis menyerbu, melempari dengan batu, menyerang, merusak, membakar tempat ibadah dan membantai sesama umat hanya karena beda faham. kita sendiri belumyakin apakah yang menyerbu itu benar benar umat islam yang beriman atau jangan jangan cuma preman. sebab bagi orang yang beriman ada norma bahwa sesama muslim itu bersaudara, mencintai sesama muslim adalah ibadah, jika terjadi selisih dan sengkta harus didamaikan sebab islam adalah agama perdamaian. ada larangan keras dari al-Qur’an agar kita tidak membuat kerusakan, kekacauan, saling menghina dan menjatuhkan, apalagi saling menuduh dan berprasangka buruk dan menimbulkan fitnah. jadi tidak mungkin umat islam yang baik terprovokasi hanya karena salah menerima informasi lalu bertindakanarki.  disinilah penelitian sangat diperlukan agar umat islam khususnya para sarjana muslim benar-benar waspada dan berhati-hati dalam menerima informasi. trhadap informasi yang bersumber dari hadits nabi saja, kita diwajibkan untuk meneliti keabsahannya, apakah shohih, hasan, dho’if, marfu’ atau mungkin mardud. apalagi jika informasi itu kita terima dari orang biasa bukan nabi.

penelitian, bagaimanapun sederhananya meberikan kontribusi bermakna bagi kehidupan manusia baik dalam kehidupan individu, keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. minimal melalui penelitian kita mendapatkan informasi yang benar sesuai kenyataan. kita bisa membandingkan mana berita yang dipercaya dan mana berita yang hanya mengandung sensasi. kita juga bisa memfilter atau menyering mana pesan tontonan yang bisa diterima sesuai dengan norma dan nilai-nilai sosial, agama, dakwah dan pendidikan, mana pesan dan tntonan yangharus ditolak. lewat penelitian kita juga bisa menilai mana iklan yang menguntungkan bagi kepentingan diri dan keluarga, dan mana iklan yang merugikan bagi pendidikan anak dan dakwah islam.

Baca Juga : Sejarah Mitologi dan Pengertian mitologi dalam lingkup penelitian

sebagai komponen civitas akademika kita sangat berkepentingan dalam kegiatan penelitian, bukan semata mata untuk mendapat informasi yang benar,  tetapi juga untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. ilmu Allah yang maha luas fan tak terbatas adalah menjadi tugas kita untuk menggali, mengkaji dan meneliti lebih dalam demikepentingan dan nilai manfaat yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat banyak. sebaik-baik manusia, kata Nabi adalahmanusia yang baik manfaatnya bagi masyarakat.

Dengan demikian dapat dijelaskan, bahwa makna penelitian bagi kehidupan manusia hakikatnya untuk menemukan kebenaran dan ilmu pengetahuan.
  1. Penelitian bermakna untuk menemukan kebenaran baru yang mungkin pernah ditemukan oleh para penelitit terdahulu. Hasil penelitian dalam hal ini bisa meyakinkan atau memperkuat kebenaran masa lalu sehingga kebenaran hasil pemikiran, pengkajian dan penelitian para pendahulu bisa dipertahankan atau dikembangkan.
  2. Penelitian bermakna untuk mengoreksi, mengkritisi dan mengevaluasi kebenaran suatu gagasan yang pernah dirintis atau ditemukan oleh para pendahulu. Hasil penelitian akan bermanfaat untuk melakukan perbaikan inovasi dan revisi terhadap gagasan yang pernah berlaku.
  3. Penelitian juga bermakna untuk memecahkan suatu masalah yang timbul dalam kehidupan masyarakat, berkaitan dengan masalah social ekonomi, masalah perkembangan dakwah islam, maslah kehidupan beragama, atau masalah pendidikan. Hasil penelitian bisa dijadikan bahan solusi untuk mencari jalan keluar dari kemelut yang terjadi
  4. Penelitian juga bermakna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baru, berdasarkan ilmu pengetahuan yang sudah ada, sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. Banyaknya ilmu – ilmu baru seperti yang sekarang kita pelajari, adalah bukti adanya hasil penelitian yang pernah diadakan oleh para ilmuwan dan peneliti.
  5. Secara spesifik akademik, penelitian bermakna bagipara sarjana (S1) untukmengakhiri masa studinya dengan persyaratan penulisan skripsi, atau bagi strata 2 (S2) untuk penulisan tesis dan Strata 3 (S3) untuk penulisan disertasi. Laporan hasil penelitian dalam konteks ini, untuk skripsi bisa digunakan sebagai gambaran (deskripsi) suatu bidang ilmu pengetahuan, sesuai dengan disiplin ilmunya. Untuk Strata 2 bisa digunakan sebagai bahan pengembangan konsep ilmu pengetahuan yang telah diuji kebenarannya (tesis) berdasarkan hipotesis yang pernah ditetapkan. Untuk S3 bisa digunakan sebagai bahan pengembangan teori ilmu pengetahuan baru berdasarkan teori yang sudah ada (disertasi). Bisa bersifat korektif teori lama, bersifat menolak, mempertahankan atau mengembangkan menjadi teori ilmu pengetahuan baru, sesuai perkembangan masa kini.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makna Dasar Penelitian Secara Umum"

Post a Comment