Hakikat Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa

Hakikat Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa. -- Pada dasarnya, belajar adalah upaya meningkatkan dan mengoptimalkan pembangunan kualitas manusia yang bisa membawa harapan perbaikan kedepan yang maksimal (Yamin, 2015, p. 6). Sementara itu menurut Sudjana (2014, p. 28), belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang.

Tujuan pembelajaran bahasa adalah membimbing perkembangan bahasa siswa secara berkelanjutan melalui proses mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada akhirnya, tujuan itu adalah untuk membimbing siswa agar mampu menggunakan bahasa untuk belajar, mengekspresikan ide dengan lancar dan jelas, dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain (belajar menggunakan bahasa, belajar tentang bahasa, dan belajar melalui bahasa) (Atmazaki, 2013. P.6).

Pembelajaran keterampilan berbicara penting dikuasai siswa agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir, membaca, menulis, dan menyimak. Melihat pentingnya pembelajaran keterampilan berbicara yang harus dimiliki oleh seorang siswa diperlukan latihan-latihan dalam melatih keterampilan tersebut. Siswa harus memiliki kesempatan dalam interaksi komunikatif yakni ketika berbicara di depan kelas. Interaksi ini secara tidak langsung akan melatih keterampilan berbicara siswa sehingga siswa dapat secara aktif dalam mengemukakan gagasannya (Swain, dalam Tarigan, 2015, p.51).

Proses pembelajaran merupakan hal yang paling berperan dalam melatih keterampilan berbicara. Komponen-komponen dalam pembelajaran yang meliputi metode, materi, media, evaluasi, guru, dan siswa di kelas merupakan hal pokok yang perlu diperhatikan agar pembelajaran itu sendiri dapat mencapai indikator-indikator yang diharapkan terutama dalam pembelajaran berbicara.

Berbicara merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa selain menyimak, membaca, dan menulis (Nida dalam Tarigan 1981:1). Makna berbicara sebagai salah satu keterampilan berbahasa tentunya berbicara tidak hanya sekadar mengeluarkan bunyi-bunyi bahasa saja, melainkan lebih dari itu, yakni berbicara dalam konteks yang teratur, sistematis, dan logis.

Hal ini dapat diketahui dari pernyataan Hendrikus (1991:14) bahwa berbicara adalah kegiatan mengucapkan kata atau kalimat kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu, yang disampaikan secara runtut, sistematis, dan logis Dengan berbicara, seseorang telah menyampaikan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya kepada orang lain secara lisan. Dengan kata lain, melalui berbicara, seseorang dapat diketahui jalan pikirannya, gagasannya, idenya, dan perasaannya.

Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berkomunikasi secara langsung dan lisan. Keterampilan ini tidak serta merta datang pada diri seseorang, melainkan perlu adanya latihan atau pembiasaan. Hal ini dilakukan dengan harapan pesan yang disampaikan oleh pembicara dapat diterima dengan baik oleh pendengar, dengan kata lain pembicara dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya kepada pendengar.

Semakin terampil seseorang dalam berbicara, maka semakin mudahlah ia mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaannya kepada orang lain, serta semakin jelas jalan pikirannya, karena sesungguhnya bahasa itu mencerminkan pikirannya. Hal ini dapat diketahui dari pernyataan Tarigan (1986:3-4) bahwa keterampilan berbicara digunakan untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaannya kepada orang lain.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Hakikat Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa"

Post a Comment