TIK Dalam Mengembangakan Kecerdasan Berpikir, Beramal, Iman dan Taqwa

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Mengembangakan Kecerdasan Berpikir, Beramal, Iman dan Taqwa. -- Pentingnya TIK dalam pendidikan dan perlunya rumusan yang jelas tentang pemanfaatannya dalam proses pembelajaran agar betul-betul memberi peran dalam pencapaian tujuan pendidikan merupakan tugas semua pemangku kepentingan pendidikan terutama para pemegang kebijakan. Dalam PAI pemanfaatan daya dukung TIK harus mampu mengembangkan “kecerdasan berpikir, beramal, dalam iman dan taqwa”.

Jika konsep pemanfaatannya tidak dirumuskan dengan jelas agaknya dapat menimbulkan kerumitan dalam pengambilan kebijakan menerapkan standar dan implementasi pengembangannya. Apalagi dalam proses pendidikan agama, menurut pendapat masyarakat awam TIK justru merusak sendi-sendi agama bukan membantu membangun dan menginternalisasikan ajaran.

Boleh jadi jika teknologi informasi tidak dimanfaatkan untuk kegiatan produktif bisa menjadi laknat, misalnya untuk mendukung pornografi dan berbagai aktivitas yang kontraproduktif. Persoalan itu perlu penyelesaian segera sehubungan beberapa hal berikut ini.

Pertama, kenyataan penguasan TIK oleh guru madrasah relatif sangat rendah dan tidak merata. Sebagai salah satu bukti, dari 47 bahan ajar dalam bentuk buku elektronik (e-book) yang hak patennya oleh Departemen Pendidikan Nasional tidak ada bahan ajar Pendidikan Agama Islam (Akidah Akhlak, Fiqh, Al-Qur’an Hadits dan Sejarah Kebudayaan Islam).

Buku elektronik tersebut dalam web edukasi.net16 yang ada hanya materi ajar yang lain misalnya Fisika, Kimia, PPKN, Bahasa Indonesia dan beberapa mata pelajaran lain. Dalam  crayonpedia.org17 sama juga, bahan ajar Agama Islam sama sekali belum ada content-nya.

Kedua, software-software yang dikembangkan dan beredar dalam bentuk CD, VCD maupun DVD baik yang bersifat pembelajaran satu arah maupun yang interaktif banyak dihasilkan oleh selain ahli yang mempunyai pendidikan formal sebagai guru agama.

Hal ini menimbulkan persoalan serius, diantaranya terdapat bahan-bahan ajar yang tidak  menggunakan metode yang tepat atau bahkan yang lebih berbahaya terdapat kesalahan pada substansinya. Misalnya dalam pembelajaran Al-Qur’an dan bacaan shalat salah melafalkan huruf dan tajwid atau mengajarkan bacaan dan gerakan shalat yang tidak mempunyai landasan yang kuat.

Bukti ketiga, pembelajaran Agama Islam dalam kelas belum banyak memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; cenderung tradisional sehingga tidak mampu meningkatkan motivasi dan kemampuan belajar siswa.

Keempat, web site dan blog-blog yang dibangun dan dikembangkan guru PAI belum nampak termasuk web-web yang dikelola dan melibatkan ahli dalam pendidikan agama Islam.

Kelima, pemanfaatan secara menyeluruh dalam proses pendidikan oleh guru agama belum menempati posisi yang wajar padahal TIK dapat dimanfaatkan untuk pembuatan antara lain: (1) rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), sehingga guru tidak perlu menulis ulang beberapa hal; yang bersifat umum atau yang sama karena didukung oleh fasilitas “copy and paste” yang tesedia pada fasilitas word; (2) mempelajari materi sajian yang tesedia atau dikemas di dalam bentuk digital; (3) membuat dan mempresentasikan materi sajian; (4) mengolah hasil-hasil penilaian prestasi belajar peserta didik. (5) mengakses berbagai dokumen / artikel / tulisan informasi dari internet. (6) mengirim dan menerima informasi atau dokumen elektronik. (7) mengolah dan menganalisis data informasi lainnya untuk kepentingan pembelajaran termasuk mengolah hasil penelitian tindakan kelas.

Pemanfaatan TIK pada pihak peserta didik terdapat beberapa masalah antara lain para siswa saat ini waktu dan perhatiannya sudah tersita banyak oleh game, gadget (seperti hand phone) dan internet pada tingkat yang memprihatinkan.

Pemakaian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang tersebar pemanfaatannya masih kurang mencerdaskan pemakai yang pada umumnya siswa dan para mahasiswa bahkan siswa SD/MI diperkotaan banyak menggunakannya. Akibatnya orang tua terbebani biaya pendidikan yang mahal belum termasuk media belajar seperti buku, transport dan berbagai biaya tidak langsung lainnya.

Padahal hasilya belum tentu sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Perlu media yang bisa membuat orang jadi cerdas, berakhlak, beriman, produktif, dengan biaya yang lebih terjangkau dan diajarkan oleh guru yang profesional melalui pembelajaran yang mendidik. Di antara alat bantu yang diduga dapat menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar adalah memanfatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TIK Dalam Mengembangakan Kecerdasan Berpikir, Beramal, Iman dan Taqwa"

Post a Comment