Teori Perkembangan Bahasa Pada Anak Dalam Faktor Sosial

Teori Perkembangan Bahasa Pada Anak Dalam Faktor Sosial. -- Vygotsky (1962, 1978) mengemukakan teori perkembangan bahasa pada anak dalam hubungannya dengan faktor sosial yang berkembang pada diri anak. Teori itu disebut teori sosiokultural yang berdasarkan pengamatan perkembangan dan pembelajaran terjadi di dalam konteks sosial, yakni hubungan antara orang – orang (termasuk dengan anak sejak mereka lahir). Anak melakukan sesuatu dalam konteks sosial, di mana bahasa membantu proses tersebut. Pada tahap awal perkembangannya anak akan dibantu orang-orang di sekitarnya, tapi lambat laun ia akan mandiri.

Masih dalam hubungannya dengan perkembangan bahasa pada anak, Brunner (1983,1990) dalam Agustin (2004) mengetengahkan apa yang disebut scaffolding talk. Scaffolding talk ialah ”omongan guru” yang digunakan untuk melakukan kegiatan di kelas, mulai dari membuka pelajaran, menyampaikan materi, sampai menutup pelajaran. Apabila semua ini delakukan dengan menggunakan bahasa Inggris, niscaya akan membantu siswa dalam beberapa hal sebagaia berikut :

Guru dapat melakukan....

Dengan cara ....

Menunjukkan apa yang relevan

Memberi saran
Memuji yang perlu dipuji
Memfokuskan kegiatan

Menggunakan strategi yang berguna

Mendorong adanya latihan
Membuat pengaturan jelas dan eksplisit

Mengingat seluruh tugas dan tujuannya

 

Mengingatkan
Memberi model
Memberi kegiatan menyeluruh dan
bagian bagian kegiatannya.

Wood (1998:135–150) berpendapat bahwa kegiatan belajar yang melibatkan interaksi dengan orang lain akan membantu siswa memahami aspek bahasa. Pemberian latihan yang diulang-ulang merupakan metode yang efektif untuk memancing pemahaman. Jika pembelajaran bahasa target dilakukan dengancara ini, hasilnya akan sangat menggembirakan. Suatu pembelajaran yang efektif membutuhkan dua kondisi penting, yaitu; guru memahami dan menguasai materi serta mempunyai pengetahuan tentang teknik dan prosedur mengajar.

Masih dalam hubungannya dengan pembelajaran bahasa Inggris pada anak, Jayne Moon (2004:3) mengetengahkan idenya, (ide ini juga dimasukkan dalam landasan berpikir Kurikulum Bahasa Inggris SD Jawa Tengah 2004) diantaranya ; Context for learning English (Konteks untuk belajar bahasa Inggris) dan Children as language learners (Anak sebagai pembelajar bahasa).
  1. Konteks pembelajaran bahasa Inggris membutuhkan kondisi tertentu diantaranya ialah; time (waktu) yang tersedia sepanjang hari, exposure (pajanan) dimana anak diharapkan bisa dipajankan dengan bahasa Inggris di sekitar mereka, baik di sekolah maupun di luar sekolah, a real need for English ( betul-betul butuh bahasa Inggris ) dimaksudkan, bahwa anak atau siswa betul-betul butuh bahasa Inggris untuk kehidupan mereka sehari-hari. Contohnya untuk belajar di sekolah, berteman, belanja dsb. Sedangkan kondisi terakhir yang dibutuhkan dalam konteks pembelajaran bahasa Inggris ialah variasi input, yang meliputi bahasa Inggris lisan maupun tulis, yang dapat digunakan untuk berpikir, berinteraksi, berimajinasi dsb. Input tersebut didapatkan melalui pengalaman berbahasa, bukan pembelajaran bahasa.
  2. Pada aspek yang ke dua, anak sebagai pembelajar bahasa disebutkan kemampuan dan sifat-sifat alami anak yang meliputi; anak belajar bahasa melalui cara yang sangat alami ( natural way), kemudian anak juga perlu dimotivasi oleh guru, menyimak dan menirukan, khususnya menirukan guru, berinteraksi dengan orang lain, dalam kegiatan yang menarik dan bervariasi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teori Perkembangan Bahasa Pada Anak Dalam Faktor Sosial"

Post a Comment