Komponen-Komponen Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Komponen-Komponen Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. -- Kajian tentang komponen pelaksanaan pendidikan berarti kajian tentang sistem pendidikan yang merupakan satu kesatuan, saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Adapun komponen pelaksanaan pendidikan agama Islam adalah:

a) Kurikulum
Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai - nilai.

Menurut Abuddin Nata, kurikulum adalah rancangan mata pelajaran bagi suatu kegiatan jenjang pendidikan tertentu, dan dengan menguasainya seseorang dapat dikatakan lulus dan berhak memperoleh ijazah.

Kurikulum memiliki beberapa komponen, yaitu tujuan pembelajaran, isi atau materi yang akan disampaikan pada anak didik, metode atau proses belajar mengajar dan evaluasi yang berguna untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

b) Pendidik
Pendidik dalam Islam adalah siapa saja yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik. Tugas pendidik secara umum adalah mendidik, yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi kognitif, afektif atau psikomotor seoptimal mungkin menurut ajaran Islam.

Dalam literatur kependidikan Islam, seorang pendidik biasanya disebut dengan ustadz, muallim, murabbi, mursyid, mudarris dan mu'addib.

Kata ustadz biasanya digunakan untuk memanggil seorang profesor, ini berarti bahwa seorang guru dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme dalam mengemban tugasnya.

Kata mu'allim berasal dari kata dasar ilm yang berarti menangkap hakikat sesuatu, ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk mampu menjelaskan hakikat ilmu pengetahuan yang diajarkannya, dan berusaha membangkitkan peserta didik untuk mengamalkannya.

Kata murabby berasal dari kata dasar Rabb, ini berarti tugas guru adalah mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi dan menjaga kreasinya agar tidak membahayakan diri sendiri,
masyarakat dan alam sekitarnya. Tugas guru yang terkandung dalam kata mursyid adalah menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi murid-muridnya.

Tugas guru sebagaimana terkandung dalam kata mudarris adalah  berusaha mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan mereka sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan.

Sedangkan makna muaddib adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.

Dari pengertian dan karakteristik di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik pertama (ustadz) mendasari karakteristik-karakteristik lainnya. Karakteristik ustadz akan selalu tercermin dalam aktivitasnya sebagai muallim, murabbi, mursyid, mudarris dan mu'addib.

c) Anak didik 
Anak didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis untuk mencapai tujuan pendidikannya melalui lembaga pendidikan. Pengertian ini menunjukkan bahwa anak didik adalah pribadi yang belum dewasa, sehingga memerlukan bimbingan untuk menggali potensi-potensi yang dimilikinya .

d) Metode
Kata metode berasal dari dua kata, yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dari akar kata ini, metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Abuddin Nata, metode pendidikan Islam adalah jalan untuk menanamkan pengetahuan agama Islam pada diri seseorang sehingga terlihat dalam pribadi sasaran, yaitu pribadi Islami.

e) Evaluasi 
Komponen terakhir dalam pembelajaran adalah evaluasi. Evaluasi diterapkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahankelemahan baik yang berkaitan dengan materi, metode, media ataupun sarana.

Kegunaan evaluasi adalah untuk membantu pendidik mengetahui sejauh mana hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan tugasnya, membantu anak didik agar dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar ke arah yang lebih baik, membantu para pemikir pendidikan Islam mengetahui kelemahan teori pendidikan Islam dan membantu mereka dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan Islam yang relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah, dan membantu para pengambil kebijakan pendidikan Islam dalam membenahi sistem pengawasan dan mempertimbangkan kebijakan pendidikan Islam yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan nasional  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Komponen-Komponen Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam"

Post a Comment