Cerpen Berjudul : Gadis Itu Rena

Cerpen Berjudul : Gadis Itu Rena. -- Gadis itu datang ketika Aku masih sibuk dengan segulung perban dan gunting di tanganku. Akan ku sapa Dia setelah Aku menyelesaikan pasien terakhirku.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanyaku setelah beberapa saat gadis itu belum juga memulai percakapan. Aku ingat Dia mengenakan baju merah muda dan rok lipit kembang warna coklat. Gadis didepanku masih membisu dengan merapatkan kedua bibirnya sehingga membentuk garis lurus.
 
“Saya hamil Bu, tolonglah Saya” ucapnya setengah berbisik,nyaris tak terdengar.

Ini bukan kasus pertama yang datang ke praktekku, dan biasanya Aku akan menolak dengan sangat tegas. Tapi kali ini, Aku merasa iba melihatnya. Kucondongkan sedikit tubuhku kedepan sebagai isyarat Aku tertarik dan masih ingin mendengarkan kelanjutan ceritanya.

“Saya anak tertua dari enam bersaudara. Ayah Saya meninggal dua tahun yany lalu, Ibu saya seorang guru TK, dan Saya adalah harapannya.” Kini gadia di depanku mulai menangis, meski tanpa suara. Aku melihat guncangan cukup keras di kedua bahunya. Perasaan iba mulai menjalari hatiku, memposisikan diriku menjadi gadis itu, membuat ku ingin memeluknya.

“Siapa namamu?” tanyaku akhirnya
“Rena,” jawabnya setelah menyeka air matanya. Entah karena terpana paras cantiknya, Aku merasa perlu memberi kesempatan kedua padanya.

“Tolong lah Saya bu.” Gadis itu memelas. Segera ku ambil secarik kertas dari laci meja praktekku, menuliskan dua jenis obat yang dibutuhkan gadis itu. Tak lupa ku bubuhkan stempel dan paraf. Tanpa itu, Aku yakin akan sulit baginya untuk menebus resep itu di apotek.

“Sudah telat berapa minggu?”tanyaku disela menulis resep.
“Baru dua minggu Bu,” jawabnya bergetar.
“Itu artinya usia kandungannya sudah memasuki satu bulan,” jelasku.

Ku sodorkan kertas resep kehadapannya, dengan takzim gadis itu menerimanya.
“Terima kasih Bu,” jawabnya. Kali ini dicobanya menatap wajahku. Setelah kuberi beberapa nasihat untuknya, dan hal-hal apa yang harua dilakukannya pasca meminum obat ttersebut. Gadis itu pamit setelah sebelmnya mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna biru dari dalam dompetnya. Cepat ku tolak, Aku yakin gadis itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit nantinya.

*****

Sore itu Aku tidak berniat membuka praktek. Urusan kedinas siang tadi dan Amira, anak ku yang beum genap tiga tahun, juga tidak begitu sehat. Semua itu menguras tenaga dan perhatianku. Tapi ketukan pintu di depan memaksa ku untuk segera membukanya.

“Selamat sore, Anda bidan Lena?” tanya salah seorang yang berpakaian seragam polisi begitu Aku membuka pintu.
“Iya benar pak, ada apa?” tanyaku bingung.

“Seorang mahasiswi tewas karna pendarahan di kamar kostnya, dugaan karna over dosis obat pencegah kehamilan,” masih orang pertama yang menjawab pertanyaanku.
“Gadis itu Rena.....” jawabku terbata

“Keterangan Anda sangat dibutuhkan di kantor polisi” ujarnya sambil menyerahkan sebuah kertas tertutup kearahku.
“Sebagai apa?” tanyaku dengan tatapan nanar.

“Sebagai saksi, tidak tertutup kemungkinan menjadi tersangka apabila yang Ibu lakukan melanggar SOP.” Pria yang dari tadi diam,kini berbicara. Pandanganku tiba-tiba terasa buram dan Aku merasa beban berton – ton membebani pundakku.
 
Judul: Gadis Itu Rena
Oleh: Linda Sagita

Banda Aceh, 06 april 2020.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerpen Berjudul : Gadis Itu Rena"

Post a Comment