Penerapan Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Penerapan Mastery Learning dalam Pebelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. -- Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran di sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah model pembelajaran Mastery Learning. Wena (2012) menyatakan Mastery Learning adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan unjuk kerja peserta didik dalam mencapai penguasaan terhadap kompetensi tertentu baik secara perseorangan maupun kelompok. Mastery Learning ini menyajikan suatu cara yang menarik dan ringkas dalam mencapai suatu pokok bahasan yang dilakasanakan melalui lima tahapan yaitu : tahap orientasi, tahap penyajian, tahap latihan terstruktur, tahap latihan terbimbing dan tahap latihan mandiri.

Menurut Soryosubroto (2002:102) menyatakan prinsip-prinsip belajar tuntas antara lain sebagai berikut: (1) Memperhatikan perbedaan individu, (2) Menggunakan program perbaikan dan program pengayaan, (3) Menggunakan prinsip siswa belajar aktif. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, model pembelajaran Mastery Learning mengembangkan proses mengajar yang disesuaikan dengan keragaman sensetivitas indra siswa. Pembelajaran yang menggunakan multi metode akan menghasilkan proses belajar yang bermutu dan relevan. Selain itu Mastery Learning menggunakan program perbaikan dan program pengayaan untuk pemerataan hasil belajar sisiwa karena pastinya terdapat perbedaan kecepatan proses belajar setiap sisiwa. “Mastery Learning” juga menggunakan prinsip siswa belajar aktif yang memungkinkan sisiwa mendapatkan pengetahuan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya sendiri. Selain itu prinsip siswa belajar aktif dapat mengembangkan keterampilan kognitif, keterampilan manual kreativitas dan logika berpikir” (Suryosubroto, 2002:104).

Penerapan model pembelajaran Mastery Learning dapat dipadukan dengan teknik penilaian kinerja pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya disekolah dasar. Menurut Kunandar (2013:257) menyatakan penilaian kinerja adalah peneletian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik.Kunandar (2013:257) menyatakan, penilaian kinerja dapat digunakan dalam mengukur tingkat keterampilan siswa seperti kegiatan membaca. Hal ini dikarenakan penilaian kinerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik.

 
 Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Selain itu, keberhasilan belajar siswa juga disebabkan oleh berbagai factor sehingga seorang guru hendaknya dapat membantu kesulitan belajar siswa berpedoman pada faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

Menurut Wena (2012:185) menyatakan bahwa beberapa keuntungan penggunaan model pembelajaran Mastery Learning yaitu: meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatkan kepercayaan diri karena siswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Rahim (2008:19) menyatakan bahwa salah satu factor mempengaruhi kegiatan membaca adalah motivasi. Melalui model pembelajaran Mastery Learning siswa dapat termotivasi dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia yang baik.

Penerapan model pembelajaran  Mastery Learning dapat dipadukan dengan teknik penilaian kinerja pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di sekolah dasar. Penilaian kinerja dapat digunakan dalam mengukur tingkat keterampilan siswa seperti kegiatan membaca. Hal ini dikarenakan penilaian kinerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik. Kunandar (2013:259), menyatakan beberapa kelebihan dari penilaian kinerja yaitu : (1) Dapat menilai kompetensi yang berupa keterampilan (skill), (2) Guru dapat mengenal lebih dalam lagi tentang karakteristik masing-masing peserta didik, (3) Memotivasi peserta didik untuk aktif.

Pada dasarnya penilaian kinerja dapat membuat siswa termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga mempengaruhi keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia. Motivasi sebagai salah satu faktor kunci dalam kegiatan membaca dapat diupayakan guru melalui penilaian kinerja dengan memberikan tugas kepada siswa untuk mendemontrasikan kegiatan membaca melalui praktek nyata. Menurut Joice dan Weil (dalam Wena, 2012) menyatakan bahwa strategi pembelajaran tuntas (Mastery Learning) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Disamping itu, strategi ini juga mampu meningkatkan kecepatan belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Dwipayana (2012) menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Mastery Learning dalam mata pelajaran matamatika menunjukan bahwa rata-rata hasil tes yang dicapai oleh kelompok eksperimen yanga diberikan pelajaran matamatika dengan model Mastery Learning bila dibandingkan dengan ratarata hasil tes yang dicapai oleh kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika menunjukan adanya pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil tes kelompok eksperimen adalah 73,94 sedangkan ratat-rata hasil tes kelompok kontrol 65,62. Dengan demikian, model Mastery Learning berbasis penilaian kinerja dapat diterapkan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar salah satunya aspek keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia, agar siswa termotivasi untuk belajar dengan aktif dan keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia siswa dapat diasah secara optimal sehingga berdampak pada hasil belajar sisiwa yang lebih baik khususnya keterampilan membaca pemahaman Bahasa Indonesia. Selain itu guru dapat mengenal karakteristik masingmasing siswa dan dapat menilai berbagai keterampilan siswa secara lebih autentik (sebenarnya).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penerapan Model Mastery Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar"

Post a Comment