Teori dan Rancangan Pembelajaran di Kelas

Teori dan Rancangan Pembelajaran di Kelas

  • Hakikat Rancangan Pembelajaran
Istilah rancangan pembelajaran disebut juga dengan istilah desain pembelajaran. Menurut Reigeluth (dalam Dewi Salma Prawiradilaga, 2007: 15), menyatakan, “rancangan pembelajaran atau desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang”. Sedangkan, Ishartiwi (2009), berpendapat “rancangan pembelajaran (instructional design) sebagai inti bidang teknologi pembelajaran, yang merupakan salah satu cara memperbaiki kualitas pembelajaran”. Rancangan pembelajaran dapat membantu seseorang untuk belajar, dan merupakan sistem, memiliki perangkat atau komponen yang saling berinteraksi satu sama lain menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Rancangan pembelajaran yang baik dan disusun berdasarkan kebutuhan siswa dapat memprediksi pengalaman belajar dan pencapaian hasil belajar siswa. Selanjutnya, Dick dan Carey (dalam Dewi Salma Prawiradilaga, 2007: 16), menegaskan bahwa penggunaan konsep pendekatan sistem yang terdiri atas analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi sebagai landasan pemikiran suatu desain pembelajaran.
Dengan demikian, rancangan pembelajaran dapat dikatakan sebagai prosedur sistematis yang lebih memerhatikan pemahaman, pengubahan, dan penerapan metode-metode pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru bertugas untuk memilih dan menentukan metode apa yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian bahan ajar sehingga siswa mudah menerima apa yang disampaikan guru.

  • Komponen-komponen Rancangan Pembelajaran
Esensi Rancangan pembelajaran mencakup komponen siswa, tujuan, metode, evaluasi, dan analisis topik. Menurut Morisson, Ross, dan Kemp (dalam Dewi Salma Prawiradilaga, 2007: 17), rincian komponen inti dari rancangan atau desain pembelajaran (siswa, tujuan pembelajaran, metode, dan penilaian). Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Siswa
Karakteristik siswa adalah kualitas perseorangan siswa, seperti bakat, kemampuan awal yang dimiliki, motivasi belajar, dan kemungkinan hasil belajar yang akan dicapai. Karakteristik siswa akan mempengaruhi strategi pengelolaan pembelajaran. Pada tingkat tertentu, suatu kondisi pembelajaran akan mempengaruhi setiap komponen pemilihan metode pembelajaran. Demikian juga karakteristik siswa dapat mempengaruhi pemilihan strategi pengorganisasian isi dan strategi penyampaian pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, pembelajaran hendaknya menempatkan siswa sebagai subjek dan guru perlu memahami karakteristik siswa agar pembelajaran mendapat hasil yang optimal.

b. Tujuan PembelajaranTujuan pembelajaran merupakan hal yang harus dicapai oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap rumusan tujuan pembelajaran selalu dikembangkan berdasarkan kompetensi atau kinerja yang harus dimiliki oleh siswa jika ia selesai belajar (Prawiradilaga, 2007: 18). Jadi rumusan tujuan pembelajaran dapat menjembatani antara siswa dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai selama proses pembelajaran.

c.    Strategi Pembelajaran
Menurut J.R  David (dalam Wina  Sanjaya, 2009: 5),  menyatakan  bahwa  strategi pembelajaran  diartikan  sebagai  “a  plan,  method,  or  series  of  ctivities designed  to achieves a particular  educational goal” (Strategi pembelajaran adalah  perencanaan  yang  berisi  tentang  rangkaian  kegiatan  yang  didesain untuk mencapai  tujuan  pendidikan  tertentu). Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran pada hakikatnya adalah menyusun pengalaman belajar siswa.

d. Evaluasi/Penilaian Belajar
Penilaian merupakan suatu upaya untuk memeriksa sejauh mana siswa telah mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar dan pembelajaran. Seringkali penilaian diukur dengan kemampuan menjawab dengan benar sejumlah soal objektif (Prawiradilaga, 2007: 18). Padahal, selain menggunakan instrumen soal-soal berbentuk objektif, penilaian dapat juga dilakukan dengan nonsoal, yaitu dengan instrumen pengamatan, wawancara, dan kuesioner. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Moekijat (Mulyasa, 2004: 223) mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yakni: 1) Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan; 2) Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian praktik, analisis keterampilan, dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik sendiri; 3) Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program, dan skala diferensial sematik (SDS).

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Teori dan Rancangan Pembelajaran di Kelas"

Post a Comment