Pengertian Kecerdasan Emosional dan Faktor Kecerdasan Emosional
Pengertian Kecerdasan Emosional dan Faktor Kecerdasan Emosional. -- Istilah ”kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada
tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer
dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional
yang tampaknya penting bagi keberhasilan.
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau
EQ sebagai: "himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan
kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan kepada orang lain,
memilah-milah semuanya, dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran
dan tindakan."
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
tidak bersifat menetap, dan dapat berubah setiap saat. Untuk itu, peranan
lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat memengaruhi dalam
pembentukan kecerdasan emosional. Keterampilan EQ bukan lawan keterampilan IQ
atau keterampilan kognitif, melainkan keduanya berinteraksi secara dinamis,
baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EQ tidak
dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Sebuah model pelopor lain tentang kecerdasan emosional
diajukan oleh Bar-On pada tahun 1992, seorang ahli psikologi Israel. Ia
mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai “serangkaian kemampuan pribadi,
emosi, dan sosial yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam
mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.” Gardner dalam bukunya yang berjudul
Frame of Mind mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang
monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada
spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama, yaitu linguistik,
matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal, dan
intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi
yang oleh Daniel Coleman disebut sebagai kecerdasan emosional.
Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri atas kecerdasan
antarpribadi, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, hal-hal yang
memotivasi mereka, cara mereka bekerja, cara bekerja bahu-membahu dengan
kecerdasan. Adapun kecerdasan intrapribadi adalah kemampuan yang korelatif,
tetapi terarah dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu
model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk
menggunakan modal tersebut sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara
efektif.
Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti kecerdasan
antarpribadi mencakup “kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat
suasana hati, temperamen, motivasi, dan hasrat orang lain” Dalam kecerdasan
antarpribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri, ia mencantumkan “akses
menuju perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan tersebut
serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku”.
Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner
tersebut, Salovey memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal
sebagai dasar mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu. Menurutnya,
kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri,
mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati),
dan kemampuan untuk membina hubungan (kerja sama) dengan orang lain.
Menurut Coleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our
emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui
keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati, dan
keterampilan sosial.
Faktor kecerdasan emosional
Coleman mengutip Salovey menempatkan kecerdasan pribadi
Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya
dan memperluas kemampuan tersebut menjadi lima kemampuan utama berikut:
- Mengenali emosi diri
Mengenali emosi diri merupakan kemampuan untuk mengenali
perasaan pada saat perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari
kecerdasan emosional. Para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai
metamood, yaitu kesadaran seseorang terhadap emosinya sendiri. Menurut Mayer,
kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati ataupun pikiran tentang
suasana hati. Apabila kurang waspada, individu menjadi mudah larut dalam aliran
emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan
emosi, tetapi merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi
sehingga individu mudah menguasai emosi.
- Mengelola emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani
perasaan agar terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai
keseimbangan dalam dirinya. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali
merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan yang meningkat
dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan individu. Kemampuan
ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta
kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
- Memotivasi diri sendiri
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam
diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap
kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi
yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis, dan keyakinan diri.
- Mengenali emosi orang lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga
empati. Kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau memedulikan orang
lain menunjukkan kemampuan empati seseorang, Individu yang memiliki kemampuan
empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang
mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu
menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain, dan lebih
mampu untuk mendengarkan orang lain.
Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang
yang mampu membaca perasaan dan isyarat nonverbal lebih mampu menyesuaikan diri
secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka. Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca
atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus-menerus merasa frustasi.
Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang
tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya, mampu mengenal dan mengakui
emosinya, orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang
lain.
- Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan keterampilan yang
menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antarpribadi. Keterampilan
dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina
hubungan.
Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan
ini akan sukses dalam bidang apa pun. Mereka berhasil dalam pergaulan karena
mampu berkomunikasi dengan lancar kepada orang lain. Orang-orang ini populer
dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya
berkomunikasi. Ramah tamah, baik hati, hormat, dan disukai orang lain dapat
dijadikan petunjuk positif cara siswa mampu membina hubungan-dengan orang lain.
Sejauh mana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan
interpersonal yang dilakukannya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
komponen utama dan prinsip dasar kecerdasan emosional merupakan faktor untuk mengembangkan instrumen kecerdasan emosional
anak didik.
Judul Buku : Psikologi Perkembangan dan Pendidikan
Penulis : Dr. KH. U. Saefullah, M.M.Pd
Halaman : 179 - 183
0 Response to "Pengertian Kecerdasan Emosional dan Faktor Kecerdasan Emosional"
Post a Comment