Hambatan dan Solusi dalam Komunikasi Pembelajaran. Bagian 1

Hambatan dan Solusi dalam Komunikasi Pembelajaran -- Beberapa pakar komunikasi mengemukakan tentang hambatan yang umumnya terjadi dalam komunikasi. Misalnya Ludlow dan Panton (1996:16) yang mengelompokkan kendala komunikasi ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Kendala dalam Penerimaan.
Kendala dalam penerimaan yang meliputi rangsangan dari lingkungan, sikap dan nilai-nilai penerima, kebutuhan dan harapan penerima.

2. Kendala dalam Pemahaman.
Kendala dalam pemahaman meliputi bahasa, masalah semantik, kemampuan penerima untuk mendengar dan menerima, panjang komunikasi, serta perbedaan status.

3. Kendala dalam Penyambutan.
Kendala dalam Penyambutan meliputi praduga, konflik pribadi antara pengirim dan penerima.

Salah satu cara untuk mengurangi akibat kendala-kendala tersebut adalah selama proses komunikasi memeriksa terus-menerus isi berita yang dikirim dan yang diterima. Hal ini dapat dilakukan melalui umpan balik antara komunikan dan komunikator. Selain itu, secara spesifik, terdapat 18 hambatan dan solusi dalam komunikasi yang umumnya terjadi di dalam proses pembelajaran. Hambatan

Hambatan tersebut menurut Usman (2008:396) adalah: 
 
1. Komunikator Menggunakan Bahasa yang Sukar Dipahami.
Pastikanlah guru menggunakan bahasa pengantar yang bisa dipahami oleh peserta didik. Hindari menggunakan istilah yang tidak diketahui peserta didik. jika ingin menggunakan istilah, jelaskanlah padanannya dengan bahasa yang mudah dipahami. Kadangkala guru akan mudah menjelaskan materi jika dibantu dengan bahasa ibu peserta didik. Untuk mengecek apakah guru mengalami kendala komunikasi, maka ajukan pertanyaan apakah penjelasan yang diberikannya kepada peserta didik mudah dipahami oleh peserta didik?

2. Perbedaan Persepsi Akibat Latar Belakang yang Berbeda.
Setiap guru dan peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda. Itu adalah wajar dan real. Yang perlu dilakukan adalah kesepakatan antara guru dengan peserta didik bahwa inilah tujuan pembelajaran yang ingin kita raih. Oleh karena itu, sampaikanlah tujuan pembelajaran tersebut kepada peserta didik dengan menggunakan bahasa dan istilah yang dipahami oleh peserta didik.

3. Terjemahan yang Keliru.

Ada kalanya dalam pembelajaran terdapat istilah asing yang belum dipahami oleh guru. Guru jangan merasa malu jika memang belum tahu. Ambillah kamus bahasa Indonesia atau kamus istilah umum atau istilah dalam bidang studi tertentu sebagai sahabat dalam menerjemahkan kata atau istilah yang tidak diketahui.

4. Kegaduhan (Noises).
Kegaduhan dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan materi pembelajaran yang disampaikan guru tidak dapat dipahami dengan baik oleh peserta didik. Guru terus menyampaikan materi, sementara kegaduhan yang dilakukan oleh peserta didik dibiarkan, sehingga tidak ada koneksinya. Buatlah aturan yang disepakati oleh guru dan peserta didik agar kegaduhan dapat dikendalikan. Kegaduhan dalam waktu singkat itu wajar, namun apabila berlangsung lama maka akan mengganggu proses pembelajaran.

5. Gangguan Fisik (Gagap, Tuli, Buta, dan sebagainya)
Tidak semua peserta didik memiliki kesempurnaan panca indera, ada peserta didik yang memiliki gangguan bicara, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya. Untuk itu, guru perlu memahami segala kekurangan yang dimiliki oleh peserta didik, seraya meyakinkan diri bahwa peserta didik tersebut memiliki kelebihan dari aspek yang lain. Guru harus memiliki strategi agar hambatan komunikasi antara guru dengan peserta didik dapat diatasi.

6. Semantik (Pesan Bermakna Ganda).
Guru perlu memahami adanya kemungkinan bahwa pesan yang dikirimkannya kepada peserta didik akan memiliki makna yang ganda atau memiliki makna lebih dari satu arti. Inilah salah satu penyebab miscommunication. Misalnya Guru Berkata: "Untuk memahami materi pelajaran tadi, kerjakanlah 10 soal pada buku yang kamu pegang." Tentu saja informasi perintah tersebut tidak jelas. Buku yang mana yang dimaksud? Halaman berapa? Hindari penggunaan kalimat bermakna ganda yang dapat membingungkan peserta didik.

7. Budaya Baca, Tulis, dan Diam.
Penyampaian materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru akan maksimal jika ditunjang oleh pelaksanaan budaya yang baik di dalam kelas. Tumbuhkan kebiasaan bahwa ketika guru menjelaskan, maka peserta didik memperhatikan. Ketika guru meminta peserta didik menjawab, maka peserta didik memberikan respons jawaban. Ketika seorang peserta didik sedang menjawab, peserta didik lain diminta diam untuk menyimak. Jangan sampai sebaliknya, ketika guru sedang menjelaskan, para peserta didik justru saling berbicara. Ketika mereka disuruh bertanya, tidak satu pun bertanya. Bahkan, bila perlu guru menumbuhkan budaya diantara peserta didik untuk saling mengkoreksi jawaban namun tetap dalam bimbingan guru.

8. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka. Guru hendaklah berpikif baik atau positif bahwa materi pelajaran sanggup dipahami oleh peserta didik. Guru yang memiliki kecurigaan yang berlebihan terhadap peserta didik akan menciptakan suasana pembelajarart yang tidak kondusif.
(Bersambung)

Judul Buku : Manajemen Kelas
Penulis : Euis Karwati dan Donni Juni Priansa 
Halaman : 120 - 122

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hambatan dan Solusi dalam Komunikasi Pembelajaran. Bagian 1"

Post a Comment