Aspek - aspek Kemandirian Belajar

Aspek-aspek Kemandirian Belajar. -- Kemandirian belajar tumbuh karena dimilikinya keterampilan belajar dan motivasi diri untuk melakukan aktivitas belajar. Mahasiswa yang kurang atau tidak memiliki keterampilan belajar yang memadai, mereka tidak dapat melakukan aktivitas belajar sendiri, karena mereka senantiasa tergantung dan mengharapkan bantuan orang lain.

Di samping penguasaan keterampilan belajar, pebelajar perlu dimotivasi agar tumbuh keinginan untuk melakukan sendiri sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, tanpa paksaan, tetapi berdasarkan kesadaran, inisiatif, pilihan, dan tanggung jawab sendiri untuk mencapai keberhasilan belajarnya. Dengan demikian, untuk meningkatkan taraf kemandirian belajar mahasiswa, mereka perlu memperoleh bimbingan keterampilan belajar dan motivasi belajar.
Kemandirian belajar yang dikembangkan dalam uraian ini mengacu kepada kriteria kemandirian belajar menurut Davis (Kamil, 2007) mencakup: 

Kemandirian dalam Pengetahuan
Untuk mengembangkan kemandirian dalam aspek pengetahuan pada mahasiswa, dosen pembimbing dapat melakukan bimbingan dengan beberapa strategi, seperti brainstorming untuk mengenal pedoman akademik, kalender akademik, peraturan dan ketentuan yang berlaku, dan pengenalan dasar-dasar keterampilan belajar.
Mahasiswa dengan kemandirian belajar yang memadai dapat terlihat indikatornya dalam aspek pengetahuan. Mereka mengetahui dan memahami disiplin akademik, termasuk sangsinya, baik sangsi administratif dan sangsi moral yang difahami dapat merugikan dirinya. Mendisiplin diri membutuhkan pengetahuan atau kognisi yang cukup. Mahasiswa yang kurang cerdas kognisinya, cenderung kurang mengindahkan kedisiplinannya. Mahasiswa dengan kemandirian yang memadai, mereka mengetahui dan memahami dasar-dasar keterampilan tertentu yang penting bagi kehidupan dan pembelajarannya, misalnya, mereka tahu dan paham strategi mengikuti kuliah secara efektif, teknik membaca buku, menulis karya ilmiah, atau presentasi. Di samping itu, mahasiswa dengan kemandirian yang memadai tahu dan paham pentingnya menjalin hubungan antar sesama yang berguna untuk mengembangkan kemampuannya, mereka juga tahu dan paham hubungan seperti apa yang perlu dijalin dengan sesama atau dengan orang lain yang relevan.
Dengan demikian, mahasiswa yang mandiri tidak berarti mereka mengisolir diri dari pergaulan sosial, tetapi mereka dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, dapat bersosial, dan dapat memetik manfaat dari hubungan sosial untuk pengembangan dirinya, dan yang tidak kalah pentingnya bahwa mahasiswa dengan kemandirian yang memadai tahu nilai kemandirian, seperti prinsip-prinsipnya, urgensinya, dan implikasi dari kemandirian terhadap kemajuan belajarnya atau kehidupannya secara luas.


Kemandirian dalam Keterampilan
Untuk mengembangkan kemandirian dalam aspek keterampilan, mahasiswa dapat dilatih oleh pembimbing dengan latihan menyelesaikan suatu tugas dalam waktu yang telah ditentukan kemudian dilihat bagaimana mereka melakukan prosedurnya, dan bagaimana hasilnya, setelah itu mahasiswa diminta merefleksikan misal: “apa yang mereka rasakan” (what you feels?), “apa yang terjadi” (what you happens?), dan “pelajaran apa yang dapat dipetik dari pengalaman tersebut” (what you learns?).
Mahasiswa yang mandiri dapat terlihat indikatornya dalam aspek keterampilan, seperti: mereka terampil melakukan prosedur-prosedur akademik yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu tugas belajar, dan mereka juga dapat mengikuti prosedur – prosedur itu tanpa hambatan berarti. Indikator lainnya yang dapat terlihat adalah mereka terampil bergaul dengan orang lain secara sukses, dapat diterima oleh orang lain, tidak merugikan orang lain, dan dapat memetik manfaat dari pergaulan tersebut. 

Kemandirian dalam Sikap
Untuk mengembangkan kemandirian dalam sikap, mahasiswa dapat dilatih oleh pembimbing dengan latihan motivasi dan latihan meluaskan kemampuan mereka dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Kemandirian mahasiswa juga dapat terlihat dalam aspek sikap, dengan indikator seperti: mereka mampu bersikap mandiri dan profesional dalam memahami sifat kemandirian, mereka juga bersikap mandiri dan profesional dalam berkomitmen terhadap kemandirian yang ditunjukkan dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain, pantang menyerah sebelum berusaha, percaya diri terhadap kemampuan sendiri, dari memiliki keyakinan bahwa usahanya yang maksimal akan dapat mencapai tujuan dan cita-citanya. Indikator lainnya adalah mereka iuga mampu bersikap mandiri dan profesional dalam melakukan sesuatu secara mandiri di mana pun dan kapan pun, termasuk mereka tahu kapan saatnya memerlukan bantuan orang lain, dan kapan saatnya dapat membantu orang lain.

Judul Buku : Bimbingsn Keterampilan dan Kemandirian Belajar
Penulis : Eti Nurhayati
Halaman : 80 -83

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Aspek - aspek Kemandirian Belajar "

Post a Comment